Minggu, 10 Desember 2017

Gaji Pertama



Hai sahabat penulis, tulisan blog kali ini saya akan bercerita sedikit mengenai gaji pertama. Apa sahabat sudah menerima gaji pertama sahabat? Apa perasaan sabahat setelah meneriamanya? Pasti bahagiakan, iya dong. Ini pengalaman saya sendiri, walaupun saya bekerja belum sampai sebulan, ya.. kalaupun kerja yang biasa-biasa aja tapi Alhamdulillah lebih dari cukup untuk seorang saya.
Ketika proses perkuliahan sudah selesai (sudah validasi wisuda) pasti banyak dipikiran. Betul memang iya. Iya kenapa? Itulah yang saya rasakan. Saya seorang mahasiswa yang kurang mampu dan dua orang saudara juga menjalani perkuliahan. Biaya kuliah dan wisuda sungguh membuat saya berpikir keras untuk bisa mendapat secara sendiri. Dahulu ketika masih aktif kuliah ingin kerja paruh waktu (tapi tak semudah mencari di drama korea) jujur itu sulit. Sulit bagi saya menjalankan dan jarang orang mau menerima (tapi heran juga teman kok bisa kerja paruh waktu ya) saya yang pergi ketika matahari terbit dan pulang ketika matahari terbenam dar rumah. Rumah yang berjarak 30Km kekampus sudah cukup membuat letih hari-hari.
Image result for gaji pertama 
(Pic by www.blibli.com)
Sekarang hampir sebulan saya bekerja yang biasa aja. Tak perlu ijazah S1. Yaa toko buku, tukang fotocopy. Tapi saya senang (terimakasih teman yang sudah rekomendasikan saya) dari pada saya bingung sendiri mau dapat bayar biaya wisuda dari mana. Yaa Alhamdulillah saya tetap menjalani meski awalnya melelahkan. Harus belajar dan dapat pelajaran yang padahal tidak ada dibangku perkuliahan (ini rahasiaya). Hari demi hari sudah terlewati, berkerja pagi pulang sering ketika magrib datang. Berharapsih sampai dirumah dapat baring, duduk santai sambil nonton tv (tapi itu hanya hayalan belaka). Sesampai dirumah harus mengerjakan beberapa pekerjaan (tak pakai mandi dulu, kerja dari cuci piring dan masak) sehingga tak ada suasana yang tegang (maklum tinggal tidak dengan orang tua) yang mana banyak mulut dan muka yang berkerut.
Setelah itu barulah dapat duduk dan mandi lalu tidur (sering tidak makan karena terlalu lelah). Dengan keadaan ini aku hanya berpikir ini demi biaya wisuda sehingga tidak membebani orang dan sebenarnya tak mau membebani orang lain. Tapi kenyataan apalah daya hidup sendiri tanpa bantuan orang lain itu tak mungkin. Sehingga tetap membebani orang lain karena tak mampu membiaya hidup sendiri (masih menumpang). Yang saya nantikan adalah gaji dari kerja saya yang biasa-biasa aja tapi Alhamdulillah, biar dapat bayar biaya wisuda (sudah sebulan lebih menunggak). Tak sabar rasanya dengan berpikir ”nanti saya beli ini beli itu ah”. Tapi nantikan apakah itu terwujud?? Gaji pertamaku kaulah membuatku semangat bekerja.
Yaa sekian yaa curhat-curhatnya ya sahabat penulis. Siapa yang mau jadi sahabat saya comment dibawah ya sehingga kita bisa jadi sahabat yang saling memberikan masukan dan supportnya. Thankyou. Selamat berjumpa tulisan selanjutnya….

2 komentar: