Hai sahabat penulis, tulisan blog
kali ini saya akan bercerita sedikit mengenai gaji pertama. Apa sahabat sudah
menerima gaji pertama sahabat? Apa perasaan sabahat setelah meneriamanya? Pasti
bahagiakan, iya dong. Ini pengalaman saya sendiri, walaupun saya bekerja belum
sampai sebulan, ya.. kalaupun kerja yang biasa-biasa aja tapi Alhamdulillah
lebih dari cukup untuk seorang saya.
Ketika proses perkuliahan sudah
selesai (sudah validasi wisuda) pasti banyak dipikiran. Betul memang iya. Iya
kenapa? Itulah yang saya rasakan. Saya seorang mahasiswa yang kurang mampu dan
dua orang saudara juga menjalani perkuliahan. Biaya kuliah dan wisuda sungguh
membuat saya berpikir keras untuk bisa mendapat secara sendiri. Dahulu ketika
masih aktif kuliah ingin kerja paruh waktu (tapi tak semudah mencari di drama
korea) jujur itu sulit. Sulit bagi saya menjalankan dan jarang orang mau
menerima (tapi heran juga teman kok bisa kerja paruh waktu ya) saya yang pergi
ketika matahari terbit dan pulang ketika matahari terbenam dar rumah. Rumah
yang berjarak 30Km kekampus sudah cukup membuat letih hari-hari.

(Pic by www.blibli.com)
Sekarang hampir sebulan saya bekerja
yang biasa aja. Tak perlu ijazah S1. Yaa toko buku, tukang fotocopy. Tapi saya
senang (terimakasih teman yang sudah rekomendasikan saya) dari pada saya
bingung sendiri mau dapat bayar biaya wisuda dari mana. Yaa Alhamdulillah saya
tetap menjalani meski awalnya melelahkan. Harus belajar dan dapat pelajaran
yang padahal tidak ada dibangku perkuliahan (ini rahasiaya). Hari demi hari sudah
terlewati, berkerja pagi pulang sering ketika magrib datang. Berharapsih sampai
dirumah dapat baring, duduk santai sambil nonton tv (tapi itu hanya hayalan
belaka). Sesampai dirumah harus mengerjakan beberapa pekerjaan (tak pakai mandi
dulu, kerja dari cuci piring dan masak) sehingga tak ada suasana yang tegang
(maklum tinggal tidak dengan orang tua) yang mana banyak mulut dan muka yang
berkerut.
Setelah itu barulah dapat duduk dan
mandi lalu tidur (sering tidak makan karena terlalu lelah). Dengan keadaan ini
aku hanya berpikir ini demi biaya wisuda sehingga tidak membebani orang dan
sebenarnya tak mau membebani orang lain. Tapi kenyataan apalah daya hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain itu tak mungkin. Sehingga tetap membebani
orang lain karena tak mampu membiaya hidup sendiri (masih menumpang). Yang saya
nantikan adalah gaji dari kerja saya yang biasa-biasa aja tapi Alhamdulillah,
biar dapat bayar biaya wisuda (sudah sebulan lebih menunggak). Tak sabar
rasanya dengan berpikir ”nanti saya beli ini beli itu ah”. Tapi nantikan apakah
itu terwujud?? Gaji pertamaku kaulah membuatku semangat bekerja.
Yaa sekian yaa curhat-curhatnya ya
sahabat penulis. Siapa yang mau jadi sahabat saya comment dibawah ya sehingga
kita bisa jadi sahabat yang saling memberikan masukan dan supportnya. Thankyou.
Selamat berjumpa tulisan selanjutnya….
Semangat ma. The Real Life setelah perkuliahan emang keras ma
BalasHapusIyaa.. Makasih ya mah dah read..
Hapus