KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan pembahasan tentang “Perkembangan Islam di Brunei Darussalam”.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang
membimbing umat manusia dari gelapan menuju jalan yang terang benderang dan
dipenuhi teknologi yang canggih seperti sekarang ini dengan atas ridho Allah
SWT.
Walaupun penulis sudah berupaya
semaksimal mungkin, untuk menyelesaikan makalah ini, penulis tetap menyadari
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan
disana-sini, seperti materi yang kurang jelas maupun cara penulisannya.
Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis sangat
mengharapkannya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan dosen pembimbing yang telah
membantu dalam penyelesaian dan mengarahkan pembuatan makalah ini,
mudah-mudahan Allah SWT akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda dan
makalah ini selalu mendapat ridho dari-Nya, amin.
Pekanbaru,
Maret 2014
Penulis
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Brunei Darussalam adalah Negara yang
terletak di antara Laut Cina Selatan di Utara dan di sisi lain dikelilingi oleh
Sarawak, Malaysia. Sebelah timur Brunei terdiri daratan tinggi yang ketinggiannya 184 km di bukit
pagon, sementara Brunei bagian barat terdiri dari bukit-bukit belembah. Brunei
masih ditutupi hutan yang lebat.
Asia tenggara merupakan salah satu dari tujuh wilayah
peradaban Islam lainnya, yang terdiri dari wilayah peradaban Islam–Arab,
Islam-Persia, Islam-Turki, Islam-Afrika, Islam anak benua India dan terakhir
adalah wilayah peradaban Islam yang disebut Westeren Hemisphere. Islam masuk dikawasan
Asia Tenggara melalui cara damai dan ramah serta toleran selama berabad-abad
berbeda karakteristik dengan Islam dikawasan lain, terutama diwilayah Timur
Tengah yang penyebarannya melalui perang atau penakhlukan. Sehingga menyebabkan
Islam yang ada dikawasan Asia Tenggara adalah Islam yang lunak atau akomodatif,
termasuk didalamnya mencakup hal kepercayaan, praktek keagamaan dan tradisi
setempat. Yang akhirnya terbawa sampai pada penerimaan masalah ideologi.
Banyak ahli mencoba menjelaskan latar belakang mengapa Islam
dapat diterima dan meluas sebagai agama mayoritas masyarakat Asia Tenggara.
Salah satunya menyatakan bahwa para pedagang muslimlah yang menyebarkan agama
Islam disana. Pendapat tentang masalah kapan kedatangan Islam di Asia Tenggarapun
masih dalam perdebatan. Sebagian berpendapat bahwa kedatangan Islam sudah
berlangsung sejak abad pertama Hijriyah (abad 7 M). pendapat ini berdasarkan
berita Cina dari zaman T’ang yang menyebutkan keberadaan orang-orang Ta-shih
(yakni Arab) yang tidak jadi menyerang kerajaan Ho-Ling dibawah Ratu Sima
(674 M). Pendapat ke-2 menyatakan bahwa Islam masuk ke Asia Tengara baru
terjadi pada abad ke- 13 dengan hipotesa akibat peruntuhan Dinasti
Abasiyyah oleh serangan Hulagukhan 1258M. Data yang memperkuat pendapat ini
adalah catatan Marcopolo, berita Ibn Batutah serta batu nisan Sultan Malik
al-Shaleh tahun 1297M. pendapat ke-3 menyatakan bahwa Islam datang sampai
membentuk masyarakat muslim baru terjadi pada abad ke-13 dengan melihat data
arus penyebaran, kedatanan dan perkembangan ajaran tasawuf di kawasan Asia
Tenggara.
Pada makalah kali ini kami akan membahas mengenai perkembangan Islam di Brunei Darusallam,
pembahasannya masuknya islam di Brunei Darussalam, proses masuknya agama Islam
dan perkembangan Islam di Brunei Darusallam. Brunei Darusallam terkenal Negara
yang merupakan masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam dan syariat Islam
di jadikan sebagai landasan hukum Negara.
PEMBAHASAN
1. Masuknya Islam di Brunei Darusslam
Agama Islam diperkirkan telah lama tersebar di Brunei. Pada
tahun 1511, Melaka telah jatuh ketangan Portugis. Mulanya Portugis menumpukan
kepentingan wilayahnya kepada semenenjung Tanah Melayu dan Selat Melaka. Tetapi
pada tahun 1526, berikutan dengan tercapainya satu perjanjian perniagaan dengan
Brunei, Portugis telah membuka perniagaan di Brunei. Pada masa itu Brunei telah
menjadi tempat persinggahan para pedagang disepanjang lalu lintas perkapalan
Malaka dan Ternate.
Menurut riwayat china, pada 977, raja Puni telah menghantar utusannya
ke China yang diketuai oleh Pu Ya-li, qadhi Qasim dan Sheikh Noh. Ini
membuktikan bahwa agama Islam sudah dipeluk oleh orang berpengaruh di Brunei.
Dalam sejarah China, dicatatkan bahwa pada 1370 Brunei atau Puni pada masa itu
rajanya bernama Ma-ha-mo-sya(sultan Mohammad Shah) telah
menghantar utusan ke China dengan membawa sepucuk surat menggunakan tulisan
khat yang bentuknya sama dengan tulisan Huiku, tulisan orang Islam keturunan
Turki yang mendiami daerah Uighur.
Berdasarkan data diatas, dipercayai agama Islam telah masuk
ke Brunei jauh sebelum tahun 1368. Sesudah Awang Alak Baetatar(sultan Muhammad
Syah), Islam barulah menjadi agama resmi bagi seluruh Negara. Disebutkan juga
oleh riwayat China bahwa utusan China, yang diketuai oleh seorang Islam bernama
Cheng Ho, yang datang ke Brunei pada 1405, mendapati bahwa di Brunei telah ada
kerajaan Islam dan keluarga raja tersebut disebutnya dengan sebutan “Pengiran”.
Pengganti sultan Muhammad Shah adalah Pateh Berbai yang setelah diangkat
menjadi sultan bergelar sultan Ahmad. Menurut salasilah raja-raja Brunei,
sultan Ahmad kemudian digantikan oleh menantunya sultan Sharif Ali berasal dari
Taif., seorang keturunan Nabi dari jalur Sayyidina Hasan. Beliau kawin denga
putri sultan Ahmad bernama Putri Rana Kesuma. Setelah sultan Ahmad wafat,
sultan Sharif Ali diangkat menjadi sultan ke3, dengan gelar sultan Berkat. Yang
perlu dicatat dari sultan Sharif Ali adalah bahwa beliaulah yang sebenarnya
menanamkan ajaran Islam sesuai dengan ajaran ahl sunnah wa jama’ah dengan
mazhab syafi’i. Selain itu, beliau pula yang menentukan arah kiblat yang betul,
karena ajaran Islam sebelumnya banyak bercampur dengan ajaran Hindu-Budha.
Sultan Sharif Ali wafat pada 1432 dan digantikan oleh putra
baginda bernama Sultan Sulaiman. Keturunan sultan Sharif Ali inilah yang
melahirkan keturunan Sultan dan raja-raja Brunei sampai hari ini. Dua dari
peletak asas dan pembangunan kesultanan Brunei yang berpengaruh adalah Sultan
Sulaiman dan Sultan Bolkiah. Dibawah pemerintahan Sultan
Bolkiah itulah Brunei mencapai masa kegemilangan. Era
keemasan ini berlanjut selama beberapa waktu hingga kedatangan
pengembara-pengembara barat, seperti pelaut berbangsa Portugis, Ludovico de
Vartema (1507), dan Antonio Pigfetta (1521), yang banyak menceritakan masa
keemasan Brunei.
Adapun nama-nama Sultan yang pernah menguasai kesultanan
Brunei adalah sebagai berikut:
1.
Sultan Muhammad Syah (1363-1402)
2. Sultan
Ahmad (1408-1425)
3. Sultan
Sharif Ali (1425-1432)
4. Sultan
Sulaiman (1432-1485)
5. Sultan
Bolkiah (1485-1524)
6. Sultan
Abdul Kahar (1524-1530)
7. Sultan
Saiful Rijal (1533-1581)
8. Sultan Syah Brunei
(1581-1582)
9. Sultan
Muhammad Hasan (1582-1598)
10.
Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598-1659)
11.
Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1659-1660)
12.
Sultan Haji Muhammad Ali (1660-1661)
13.
Sultan Abdul Hakkhul Mubin (1661-1673)
14.
Sultan Muhyiddin (1673-1690)
15.
Sultan Nasaruddin (1690-1710)
16.
Sultan Husin Kamaluddin (1710-1730)dan 1737-1740)
17.
Sultan Muhammad Alaudin (1730-1737)
18.
Sultan Omar Ali Saifudin (1740-1795)
19.
Sultan Muhammad Tajudin (1795-1804) dan (1804-1807)
20.
Sultan Muhammad Jamalul Alam I (1804)
21.
Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826)
22.
Sultan Muhammad Alam (1826-1828)
23.
Sultan Omar Ali Saifudin II (1828-1852)
24.
Sultan Abdul Momin (1852-1885)
25.
Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906)
26.
Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924)
27.
Sultan Ahmad Tajudin (1924-1950)
28.
Sultan Haji Omar Ali Saifudin III (1950-1967)
29.
Sultan Haji Hassanal Bolkiah (1967- sekarang)
Banyaknya penyebar-penyebar Islam dari Brunei diwilayah
Filipina Selatan, kemegahan Sultan Bolkiah, dan berkembangnya perdagangan telah
menyebabkan cemburu dan iri hati penguasa Spanyol di Manila. Itulah diantara
penyebab kolonial Spanyol di Manila mengirim sepucuk surat kepada Sultan Saiful
Rijal, yang isinya selain menuduh Brunei menghasut orang-orang Islam di
Filipina untuk memberontak terhadap kekuasaan Spanyol, meminta paksa agar
diizinkan menyebarkan agama Kristen di Brunei. Tentu saja, Sultan Saiful Rijal
berang dan menolak keras isi surat tersebut. Akibatnya, Spanyol pada April 1578
mengirim armada laut ke Brunei dengan maksud menundukan dan menguasai Brunei.
Tetapi ternyata Sultan Saiful Rijal berhasil mematahkan serbuan armada laut
Spanyol tersebut, sehingga mereka kembali ke Manila dengan tangan hampa.
Pemerintahan negara Brunei, sebagaimana tercatat dalam kanun
Brunei dan pernah dijalankan sebelum menyebarluasnya sistem atau gaya
pemerintahan ala barat (Inggris), adalah suatu pemerintahan yang terdiri dari
Sultan, jema’ah perunding, dan penasihat, yaitu duli-duli wajir, pangiran
bendahara, pangiran di-gadong, pangiran temenggong, pangiran pamancha, kadhi
besar, dan beberapa orang ceteria (sebutan orang melayu untuk satria).
Dimulai pada zaman pemerintahan sultan Muhammad
Hasan(1582-1598) Brunei mempunyai pemerintahan yang berbentuk piramida; dengan
sultan berada pada puncaknya, sedang dibawahnya adalah empat orang wajir, yakni
pangiran bendahara, pangiran di-gadong, pangiran temenggong, dan pangiran
pamancha. Dibawah para wajir terdapat 60 orang ceteria, yang terdiri dari
seorang perdana ceteria, 4 kepala ceteria, 8 ceteria besar, 16 ceteria
penalasan, dan 32 ceteria damit. Ceteria adalah jawatan tertinggi selepas wajir
dalam susunan hierarki pemerintahan di Brunei. Gelar ceteria ini adalah
anugerah dari Sultan kepada mereka yang keturunan atau berdarah raja. Oleh
karena itu, rakyat biasa tidak boleh diberi gelar ceteria.
Berkaitan dengan
masuknya Islam di Brunei ditemukan beberapa sumber yang berbeda yaitu:
a. Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan
bahwa Islam mulai diperkenalkan di Brunei pada tahun 977 melalui jalur
timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Islam menjadi
agama resmi negara semenjak Raja Awang Alak Betatar masuk Islam dan
berganti nama menjadi Muhammad Shah (1406-1408). Perkembangan Islam semakin
maju setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam Malaka jatuh ke tangan Portugis
(1511) sehingga banyak ahli agama Islam pindah ke Brunei. Kemajuan dan
perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan
ke-5), yang wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, kepulauan Suluk, kepulauan
Balabac samapai ke Manila. Masuknya Islam di Brunei didahului oleh tahap
perkenalan. Islam masuk secara nyata ketika raja yang berkuasa pada saat itu
menyatakan diri masuk Islam, lalu diikuti oleh penduduk Brunei dan
masyarkat luas. Sehingga cukup beralasan jika Islam mengalami perkembangan yang
begitu cepat.
b. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia
dikatakan bahwa agama Islam masuk ke Brunei pada abad ke-15. Sejak itu,
kerajaan Brunei berubah menjadi kesultanan Islam. Pada abad ke-16 Brunei
tergolong kuat di wilayahnya, dan daerah kekuasaannya meliputi pula
beberapa pulau di Filipina selatan. Perubahan nama dari kerajaan menjadi
kesultanan memberi informasi bahwa Islam di Brunei mendapat perhatian yang
serius dari pihak pemerintah. Hal ini menjadi salah satu faktor sehingga penganut
agama Islam semakin bertambah banyak.
c. Di sumber lain dikatakan bahwa
silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang menuliskan silsilah
raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Batatar, raja yang mula-mula
memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan
Brunei ke-19, memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807). Data ini menunjukkan
sistim pemerintahan di Brunei adalah kesultanan atau monarki mutlak Islam, dan
semuanya sangat memeperhatikan Islam sebagai agama resmi negara.
d. Menurut Azyumardi Azra bahwa awal
masuknya Islam di Brunei yaitu sejak tahun 977 kerajaan Borneo (Brunei) telah
mengutus P’u Ali ke istana Cina. P’u Ali adalah seorang pedagang yang
beragama Islam yang nama sebenarnya yaitu Abu Ali. Pada tahun itu juga
diutus lagi tiga duta ke istana Sung, salah seorang di antara mereka
bernama Abu Abdullah. Peran para pedagang muslim dalam penyebaran Islam di
Brunei telah terbukti dalam catatan sejarah.
e. John L. Esposito seorang orientalis
yang pruduktif banyak menulis tentang sejarah Islam, menurutnya bahwa Islam
pertama kali datang di Brunei pada abad ke-15 dan yang pertama kali memeluk
Islam adalah raja Berneo. Pendapat Esposito ini sejalan dengan pendapat
lainnya bahwa pihak raja atau sultan yang lebih awal menyatakan diri
masuk Islam, lalu kemudian diikuti oleh masyarakatnya.
2.
Tokoh
Yang Menyebarkan Islam di Brunei Darussalam
Tokoh yang
menyebarkan Islam di Brunei Darussalam, seperti: Syarif Ali penyebar Islam dan
dia adalah seorang Sultan Brunei. Serta sahabatnya yaitu: Saiyid Alwi al-Faqih
Muqaddam, Syeikh Adam, Syeikh Sulaiman bin Abdur Rahman, Saiyid Abu Bakar,
Saiyid Hasan al-Hadad. Dan seterusnya di lanjutkan oleh keturunan-keturunan
setalah ia wafat, seperti: Sultan Syah Berunai, Sultan Muhammad Hasan, Raja Dungu Sultan Muhammad Hasan (nombor dua)
memperoleh putera tiga orang, yaitu:
1. Sultan Tengah
2. Sultan Abdul Jalilul Akbar
3. Sultan Muhammad Ali
Dipercayai
Syarif Ali adalah seorang ulama, tujuan pengembaraannya ialah menyebarkan agama
Islam. Di Brunei, dari aktivitinya mengajar masyarakat awam akhirnya dapat
mempengaruhi pemimpin-pemimpin kerajaan Brunei sehingga Syarif Ali diambil jadi
menantu oleh Sultan Ahmad (Sultan Brunei yang kedua). Sultan Ahmad mangkat,
sekitar tahun 1425 M, para pembesar dan rakyat Brunei sepakat menabalkan Syarif
Ali sebagai Sultan Brunei(Sultan Brunei yang ketiga).
Selanjutnya
beliau digelar Sultan Berkat. Sebagai seorang ulama, setelah menjadi sultan,
beliau menjadi contoh sebagai insanul kamil bagi masyarakat Brunei. Beberapa
penulis sejarah Brunei merakamkan, “Maka Syarif Ali inilah mendirikan agama
Islam dan mengeraskan syariat Nabi kita Muhammad s.a.w. di Brunei dan membina
masjid-masjid.”
Menurut
riwayat, sebelum Syarif Ali menjadi sultan, sultan-sultan yang terdahulu belum
mendirikan masjid. Diriwayatkan pula bahawa Syarif Ali selain sebagai seorang
sultan, beliau sendiri menjadi imam sembahyang fardu, sembahyang Jumaat, dan
menjadi khatib hari Jumaat dan kedua-dua hari raya.
Ini bererti
dirinya sebagai seorang ulama, imam dan sultan mesra menyatu, bersepadu dan
tertanam kasih sayang ke seluruh lubuk hati masyarakat yang beragama
Islam.Pendapat Pangiran Haji Mohammad mengenai Syarif Ali pergi pula ke Jawa
untuk mengislamkan Raja Majapahit yang bernama Perabu Angka Wijaya masih sukar
untuk diterima kerana bertentangan pendapat dengan beberapa orang penulis.
Mengenai di
mana lokasi kerajaan Cermin, menurut beliau, juga Pehin Dr. Haji Awang Mohd.
Jamil Al-Sufri, yang kedua-dua pendapat berasal dari pendapat Habib Alwi
Al-Hadad, adalah di Brunei, perlu dikaji semula. Ini kerana wujud kontroversi
dengan beberapa pendapat lain terutama penulis-penulis yang berasal dari Patani
dan Kelantan.
Selepas Syarif Karim Makhdum datang pula
Syarif Abu Bakar pada tahun 1450 Masihi. Beliau juga dipercayai seorang
mubaligh yang banyak pengalaman dan aktiviti dakwahnya dilakukan sejak dari
Melaka, Palembang dan Brunei.
3.
Proses
Penyebaran Islam di Brunei Darussalam
a.
Melalui
Perdagangan
Pedangangan
Portugis dan Arab merupakan golongan yang memainkan peranan penting dalam
penyebaran islam di sekitar pulau-pulau Melayu. Brunei juga merupakan salah
satu kawasan yang dianggap menerima islam melalui golongan itu.
Pada
abad ke-19, perdangan-perdangan Arab-Persia menguasai perdagangan laut diantara
dunia Arab hingga ke Cina. Malah mereka menjadi penghubung diantara Kepulauan
Melayu dengan Cina. Sejarah Cina menggelarkan Brunei sebagai polisi mencatatkan
bahwa ia mempunyai pelabuhan yang maju dan disinggahi oleh pedangang-pedangang
Asia seperti: Arab, Persia, India, dan Cina.
Pedagang-pedangan Islam ini boleh
jadi menyebarkan Islam itu sendiri. Membawa ulama-ulama Islam atau kapal-kapall
mereka atau mengadakan perkawinan dengan pennduduk setempat.
b.
Melalui
Perkawinan
Amalan
perkawinan merupakan salah satu faktor universal yang membantu penyebaran Islam
di tempat, dan di dunia ini. Dalam konteks penyebaran Islam di Asia tenggara
Brunei juga tidak terkecuali. Perkawinan di antara tokoh pendakwah Syarif ali
dengan putrid raja Brunei dianggap telah banyak memberikan sambungan kepada
kita pada perkembangan Islam di Brunei, dan di tambah pulabelia menjadi Sultan
Brunei yang ke-5, inin semakin memudahkan dalam usaha-usaha penyebaran islam di
Negara itu.
c.
Melalui
Dakwah-Dakwah Para Pendakwah
Kegiatan
Islam oleh pendakwah Islam sangat dianggap berpengaruh ini di mulai pada kurun
waktu yang ke 10 dan seterusnya. Ia berkemungkinan terbit dari persaingan yang
wujud di antara Islam dan Kristen
melalui cirri-ciri peramg salib yang berlaku di Eropa. Di antara pendakwah
Islam yang memainkan peranannya seperti Syekh Alwi Al Fakeh Al-Muqqaddam.
4.
Demografi
Wilayah Brunei Darussalam
a.
Jumlah
Penduduk Umum Brunei Darussalam
Pada
tahun 1984 Brunei Darussalam hanya memiliki 221.900 jiwa, tahun 1989 terdapat
267.000 jiwa dengan kaum muslim sebagai mayoritas.
b.
Luas
Wilayah, Letak, dan Kondisi Fisik Negara Brunei Darussalam
Identitas
Negara Brunei Darussalam:
Nama
negara : Brunei Darussalam
Ibukota
negara : Bandar Seri Begawan
Bentuk
negara : Kesultanan
Kepala
Negara : Sultan
Lagu
kebangsaan : Allah Peliharalah
Sultan
Bahasa
resmi : Melayu dan Inggris
Agama
: Islam
Mata
uang : Dolar Brunei
Industri
: Bahan bakar dan
gas cair
Hari
besar : 1 Januari 1984
Bekas
jajahan : Inggris
Gambar
4.1 Peta Negara Brunei Darussalam
Negara Brunei Darussalam berada di
bagian utara wilayah Malaysia Timur. Secara astronomis wilaya Brunei Darussalam
berada di 114° BT - 115° 30’ BT dan 4°
LU - 5° 15’ LU. Sebelah utara Brunei berbatasan dengan
Laut Cina Selatan. Adapun bagian timur, selatan, dan barat dikelilingi oleh
Malaysia Timur. Brunei Darussalam mempunyai luas wilayah 5.763 km2.
Wilayah Brunei Darussalam terbagi menjadi dua, yaitu wilayah Barat dan wilayah
Timur. Wilayah Barat meliputi daerah Belait, Tutong, Brunei, dan Muara. Wilayah
Barat kenampakan alamnya berupa dataran rendah. Wilayah Timur meliputi daerah
Temburong. Wilayah Timur kenampakan alamnya berupa daerah perbukitan.
Sungai-sungai yang mengalir di Brunei Darussalam, antara lain Sungai Tukong,
Sungai Belait, Sungai Brunei, dan Sungai Temburong.
Brunei Darussalam berbatasan dengan
laut Cina Selatan dan diapit oleh 2 wilayah Malaysia yakni Sabah dan Serawak
serta di perintah oleh seorang Sultan. Negara Brunei dibagi menjadi 4 daerah
yaitu: Belait, Muara, Temburong dan Tutong. Kota-kota utama Negara ini
disamping Bandar Seri Begawan (ibu kota) adalah Muara, Kuala Belait, dan Penaga
(kota minyak dan kota rekreasi). Oleh karena kemakmurannya pendidikan dan
kesehatan di berikan kepada rakyatnya secara cuma-cuma.
c.
Jumlah
Penduduk Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darusalam hanya berjumlah 267.000
jiwa (1989). agama: Islam( 63,4 %) atau 169.278 jiwa, Budha (14 %) atau 37.380
jiwa, Kristen (9,7%) atau 25.899 jiwa, lain-lain (12,9 %) atau 34.443 jiwa .
5.
Organisasi
Islam Di Brunei Darussalam
Di
Negara Brunei Darussalam berdiri sebuah organisasi islam seperti Organisasi
Koferensi Islam (OKI) yang bertujuan untuk menyebarkan islam dan memajukan
masyarakat islam untuk kearah yang lebih baik lagi serta dalam organisasi
terdapat peraturan seperti di larang minum minuman keras. Sultan pernah
menghadiri konferensi ini di Qatar pada bulan September 1992.
Selain itu, posisi sentral Islam
lagi-lagi diperkuat dengan didirikannya Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) atau
Dana Amanah Islam Bruei, yaitu lembaga finansial pertama di Brunei yang
dijalankan berdasarkan syari’at Islam. Diantara tujuan TAIB adalah mengelola
dana TAIB, dan kemudian mendukung investasi dan perdagangan yang meliputi
investasi dibidang bursa dan pasar uang, berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi dan industry baik didalam maupun di luar negeri, dan menjalankan
fungsi-fungsi lainnya yang akan diatur secara berkala. Lembaga ini beroperasi
melalui sistem tabungan dan tabungan itu kemudian diinvestasikan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada investor pada periode
tertentu setelah dipotong zakat dan biaya manajemen TAIB.
Langkan lain yang ditempuh sultan adalah menjadikan Islam
benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya
ideologi negara. Untuk itu dibentuk jabatan hal Ehwal Agama yang bertugas
menyebarkan paham Islam. Baik kepada pemerintah beserta aparatnya maupun kepada
masyarakat luas. Brunei mengembangkan hubungan luar negeri dengan masuk
Organisasi Konferensi Islam, ASEAN dan PBB.
6.
Bentuk
Respon Pemerintah Terhadap Perkembangan Islam di Brunei Darussalam
Islam
di Brunei, berkembang dan maju lebih pesat dalam bentuk pemerintahannya maupun
rakyat Melayu brunei dalam mensyariatkan dan menjalankan agama. Itu terlihat
sekali, islam masuk ke Brunei dengan jalan damai tanpa ada paksaan. Karena
agama resmi brunei adalah islam. Namun agama lainpun tidak di larang, ini
terbukti diantaranya penduduknya hidup saling berdampingan dan saling
berinteraksi antar sesamanya.
Dilihat dari ekonomi masyarakat
Melayu Brunei hidup dalam mencungkupi kebutuhan mereka lebih stabil dan
sejahtera, karena pemerintahan sangat memperhatikan kebutuhan yang di hadapi
oleh rakyatnya. Hal ini terlihat dari kekayaan dan hasil Negara Brunei
tersebut.
Secara teoritis, mayoritas penduduk
Brunei (90%) oaring Melayu Muslim, namun ada yang dari goloangan pendatang
sekitar 10% orang cina. Islam mendapat perlindungan dari Negara yang
memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijaksanaan di bidang ke Agamaan tanpa
banyak melalui kesulitan. Dan untuk memberlakukan kebijaksanaan di bidang agama
pada masa sultan Hasan di lakukan berbagai cara yang menyangkut pemerintahan:
1. Menyusun
pemerintah Agama, karena Agama memainkan peran penting dalam memandu Negara
brunei kearah kesejahteraan.
2. Menyusun
adat istiadat yang di pakai dalam semua upacara baik mapun duka, di samping
menciptakan atribut kebesaran dan perhiasan Raja.
3. Menguatkan
undang-undang Islam yaitu hukum Islam.
Sistem
pemerintahan di Brunei di pimpin oleh seorang sultan, dan pada pemerintahan
sultan Bolkiah Brunei Berjaya menguasai dua wilayah di kepulauan philipina yaitu
pulau sulu dan seludang adat selurong. Pemerintahan juga memanfaatkannya
sebagian kekayaan dari sumber minyaknya untuk menyediakan pendidikan dan
perawatan kesehatan Cuma-Cuma serta mendirikan perumahan bagi penduduknya yang
secara tradisional selalu hidup di atas kota Air.
Perkembangan Islam di Brunei didukung sepenuhnya oleh pihak pemerintah kesultanan yang menetapkan
konsep kepemimpinan sunni yang ideal dengan menetapkan prinsip ketatanegaraan
dan pemerintahan dalam Islam. Karena Sultan (raja) memiliki wewenang penuh
dalam bidang agama maka hubungan antara Sultan dan agama menjadi sangat kuat.
Meskipun agama lain seperti Kristen,
Budha dan Hindu dapat dianut dan dilaksanakan secara damai dan harmonis, namun
pemerintah menegaskan sejumlah batasan bagi pemeluk agama non-Islam, antara
lain pelarangan bagi non-muslim untuk menyebarkan agamanya. Tidak dibenarkan
satu sekolah pun, termasuk sekolah swasta mengajarkan agama selain Islam,
termasuk materi perbandingan agama, selain itu seluruh sekolah termasuk sekolah
Cina dan Kristen diharuskan mengajarkan materi pelajaran Islam kepada seluruh
siswanya.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Asia tenggara merupakan salah satu
dari tujuh wilayah peradaban Islam lainnya, yang terdiri dari wilayah
peradaban Islam–Arab, Islam-Persia, Islam-Turki, Islam-Afrika, Islam anak benua
India dan terakhir adalah wilayah peradaban Islam yang disebut Westeren
Hemisphere. Islam masuk dikawasan Asia Tenggara melalui cara damai dan ramah
serta toleran selama berabad-abad berbeda karakteristik dengan Islam dikawasan
lain, terutama diwilayah Timur Tengah yang penyebarannya melalui perang atau
penakhlukan. Sehingga menyebabkan Islam yang ada dikawasan Asia Tenggara adalah
Islam yang lunak atau akomodatif, termasuk didalamnya mencakup hal kepercayaan,
praktek keagamaan dan tradisi setempat. Yang akhirnya terbawa sampai pada
penerimaan masalah ideology.
Agama Islam diperkirkan telah lama tersebar di Brunei. Pada
tahun 1511, Melaka telah jatuh ketangan Portugis. Mulanya Portugis menumpukan
kepentingan wilayahnya kepada semenenjung Tanah Melayu dan Selat Melaka. Tetapi
pada tahun 1526, berikutan dengan tercapainya satu perjanjian perniagaan dengan
Brunei, Portugis telah membuka perniagaan di Brunei. Pada masa itu Brunei telah
menjadi tempat persinggahan para pedagang disepanjang lalulintas perkapalan
Malaka dan Ternate.
2.
saran
Penulis
menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, mungkin banyak kesalahan disana-sini, seperti penulisan yang
kurang tepat, tata bahasa tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan atau
pembahasan yang kurang lengkap, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung agar penulisan makalah untuk kedepan lebih baik dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Suhaimi. 2006. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. Pekanbaru: Suska Press UIN
Suska Riau
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Brunei
; Jam 20.04 tanggal 14. 03. 2014
http://ajiraksa.blogspot.com/2012/06/perkembangan-islam-di-brunei-darussalam.html
; Jam 20.12 tanggal 14. 03. 2014
http://handikap60.blogspot.com/2013/01/letak-kondisi-fisik-dan-sosial-negara_27.html
; Jam 20.15 tanggal 14. 03. 2014
http://kota-islam.blogspot.com/2013/03/sejarah-masuk-islam-di-brunei-darussalam.html;
Jam. 20.21 tanggal 14. 03. 2014
http://aafandia.wordpress.com/2009/05/20/hukum-islam-di-negara-brunei-darussalam/ ; Jam 20:16 tanggal 18. 03 2014
http://kota-islam.blogspot.com/2013/03/sejarah-masuk-islam-di-brunei-darussalam.html; jam
20.24 tanggal 18. 03. 2014
http://ilmu-pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/islam-di-brunai.html;
jam 20.26 tanggal 18. 03. 2014
http://bankwahabi.wordpress.com/2007/03/12/syarif-ali-penyebar-islam-dan-sultan-brunei/
; jam 20.35 tanggal 18. 03. 2014
http://hanputra.blogspot.com/2010/11/tokoh-penyebar-islam-di-nusantara.html;
Jam 20. 38 tanggal 18. 03.2014
http://blogger-maman.blogspot.com/2012/11/proses-masuknya-islam-di-brunei.html;
Jam 20.44 tanggal 18. 03. 2014
Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat, jangan lupa untuk kunjungi website kami untuk mendapatkan info menarik seputar berita teknologi desktop, gadget, gaming, notebook, mobile, software and tips : HypeTech
BalasHapusSama sama. Baiklah
HapusKISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....
Agama Islam diperkirkan telah lama tersebar di Brunei. Pada tahun 1511, Melaka telah jatuh ketangan Portugis. Mulanya Portugis menumpukan kepentingan wilayahnya kepada semenenjung Tanah Melayu dan Selat Melaka. Tetapi pada tahun 1526, berikutan dengan tercapainya satu perjanjian perniagaan dengan Brunei, Portugis telah membuka perniagaan di Brunei. Pada masa itu Brunei telah menjadi tempat persinggahan para pedagang disepanjang lalulintas perkapalan Malaka dan Ternate.
BalasHapusAgama Islam diperkirkan telah lama tersebar di Brunei. Pada tahun 1511, Melaka telah jatuh ketangan Portugis. Mulanya Portugis menumpukan kepentingan wilayahnya kepada semenenjung Tanah Melayu dan Selat Melaka. Tetapi pada tahun 1526, berikutan dengan tercapainya satu perjanjian perniagaan dengan Brunei, Portugis telah membuka perniagaan di Brunei. Pada masa itu Brunei telah menjadi tempat persinggahan para pedagang disepanjang lalulintas perkapalan Malaka dan Ternate.
Ustadz Salaf
Contoh Kerangka Penelitian
samsung vs xiaomi
Ustadz Khalid Basalamah
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Ustadz Yazid Jawas