Sabtu, 16 April 2016

Mini Book: Komunikasi Massa



Apple_Desk_1366 x 768 HDTV.jpg







WAMA RAMAITA
KOMUNIKASI MASSA
IV PR D
11343200260



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini book ini dengan pembahasan tentang “Komunikasi Massa”. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umat manusia dari gelapan menuju jalan yang terang benderang dan dipenuhi teknologi yang canggih seperti sekarang ini dengan atas ridho Allah SWT.
            Mini book ini mencoba memberikan gambaran bagaimana komunukasi massa ini diperlukan dalam masyarakat luas. Dalam penulisan ini penulis berusaha menguraikan pengantar komunikasi massa secara rinci. Seperti pada bab pertama membahas tentang memahami pengertian dan karakteristik komunikasi massa, bab kedua membahas tentang asal-usul komunikasi massa, bab ketiga membahas tentang fungsi komunikasi massa, bab keempat mebahas tentang elemen komunikasi massa, bab kelima membahas tentang proses dan model komunikasi massa, bab keenam membahas tentang teori komunikasi massa, bab ketujuh membahas tentang efek komunikasi massa, bab kedelapan membahas tentang memahami etika komunikasi massa.
            Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, untuk menyelesaikan mini book ini, penulis tetap menyadari penulisan mini book ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan disana-sini, seperti materi yang kurang jelas maupun cara penulisannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis sangat mengharapkannya.
            Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian dan mengarahkan pembuatan mini buku ini, mudah-mudahan Allah SWT akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda dan makalah ini selalu mendapat ridho dari-Nya, amin.


Pekanbaru,  16 Juni 2015

Wama Ramaita


Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................... 1
Daftar Isi...................................................................... 3
Bab I Memahami Pengertian dan Karakteristik Komunikasi Massa      7
Munculnya Media Komunikasi Massa.......................... 7
Defenisi Komunikasi Massa.......................................... 8
Ruang Lingkup.............................................................. 9
Ciri-ciri Komunikasi Massa........................................... 10
Mengapa Perlu Mempelajari Komunikasi Massa........... 10
Karakteristik Komunikasi Massa……………………... 11

Bab II Asal-Usul Komunikasi Massa......................... 12
a.       Zaman Tanda dan Isyarat.................................. 12
b.      Zaman Bahasa Lisan......................................... 13
c.       Zaman Cetak..................................................... 14
d.      Zaman Komunikasi Massa................................ 16

Bab III Fungsi Komunikasi Massa............................ 19
A.    Fungsi Komunikasi Menurut Para Ahli…… 19
1.      Joy Black dan Frederick J Whitney…………...19
2.      Wibur Schram……………………………….... 19
3.      John Vivian…………………………………... 20
4.      Charles R Wright……………………………... 20
5.      Harold D. Lasswell…………………………... 20
6.      Alexis Tan……………………………………. 21
7.      Josep R Dominick……………………………. 21
8.      Onong Uchjana Effendy……………………... 22
9.      Nuruddin……………………………………... 23
B.     Fungsi Komunikasi Massa Secara Umum 23
1.      Informasi........................................................... 23
2.      Hiburan.............................................................. 24
3.      Persuasi.............................................................. 25
4.      Transmisi Budaya.............................................. 26
5.      Mendorong Kohesi Sosial................................. 26
6.      Pengawasan....................................................... 27
7.      Korelasi............................................................. 28
8.      Pewarisan Sosial................................................ 28

Bab IV Elemen Komunikasi Massa........................... 30
a.       Komunikator..................................................... 30
b.      Isi....................................................................... 30
c.       Audience........................................................... 31
d.      Umpan Balik..................................................... 32
e.       Gangguan.......................................................... 33
f.       Gate keeper………............................................         34
g.      Pengatur.............................................................         35
h.      Filter.................................................................. 36

Bab V Proses dan Model Komunikasi Massa............37
A.   Proses Komunikasi Massa........................................37
B.   Model-Model Komunikasi Massa............................38
1.    Model Alir Satu Tahap…………………………38
2.    Model Alir Dua Tahap.........................................39
3.    Model Alir Banyak Tahap....................................41
4.    Model Melvin DeFleur........................................41
5.    Model Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble
6.    Model HUB.........................................................42
7.    Model Black dan Whitney...................................43
8.    Model Bruce Westley dan Malcom McLean.......43
9.    Model Maletzke...................................................44
10.   Model Bryant dan Wallace.................................44
11.   Model C. Shannon dan W. Warren Weaver…...45
12.   Model Harold Lasswell………………………..46

Bab VI Teori Komunikasi  Massa..............................48
Penerapan Teori Komunikasi Massa.............................48
A.  Hypodermic Needle Theory......................................48
B.  Cultivation Theory....................................................48
C.  Cultural Imperialism Theory....................................49
D.  Media Equation Theory............................................49
E.   Spiral of Silence Theory...........................................50
F.   Technological Determinism Theory.........................51
G.  Diffusion of Inovation Theory..................................52
H.  Uses and Gratifications Theory................................54
I.     Agenda Setting Theory.............................................55
J.     Media Critical Theory..............................................55

Bab VII Efek Komunikasi Massa...............................57
1.      Jenis-jenis Efek........................................................57
1.    Efek primer..........................................................57
2.    Sekunder..............................................................57
2.    Teori-teori efek.........................................................58
1.    Efek Tidak Terbatas.............................................58
2.    Efek Terbatas........................................................58
3.    Efek Moderat........................................................59
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi efek.................. 59
a.       Efek Kehadiran Media Massa………………….59
b.      Efek Sosial Media Massa………………………60

Bab VIII Memahami Etika Komunikasi Massa........61
1.      Pengertian Etika Komunikasi Massa........................61
a.       Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak………….61
b.      Pengertian Etika Komunikasi Massa…………..62
2.    Mengapa etika Komunikasi Massa harus dipahami....................................................................62
3.    Etika Komunikasi Massa…………………………...64
4.      Realitas Pelaksanaan Etika Komunikasi..................70
Daftar Pustaka.............................................................72
Biografi Penulis………………………………………74


BAB I
MEMAHAMI PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
1.      Munculnya Media Komunikasi Massa
Masyarakat modern tidak lepas dari media massa, dengan dibuktikan adanya masyarakat menggunakan media massa dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mereka tidak lepas dari media, karena mereka menganggap media massa adalah alat sebagai kebutuhan. Karena semua yang kita ketahui informasi tentang kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya dari media massa. Masyarakat pengguna media massa kadang-kadang  diatur oleh media, seperti adanya pertandingan sepak bola jam 3 malam kita harus mengatur waktu tidur.
Media massa dalam komunikasi massa meliputi, media elektronik, medi cetak dan media baru. Media elektronik seperti TV, radio film. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku. Dan media baru yang banyak digunakan oleh khalayak luas yaitu internet. Karena Fokus kajian komunikasi massa adalah media massa.
Walaupun media massa banyak digunakan oleh masyarakat, namun media massa memberikan banyak dampak dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya seperti: menambah pengetahuan dan cakrawala berfikir, perubahan perilaku : imitasi, peruban sikap, gaya hidup. Seperti gaya hidup sehat dari sampah, sikap lebih sopan dan beretika, perubahan sosial  masyarakat : tradisional ke modern. Seperti dalam bidang ekonomi yang dulunya menggunkan tenaga manusia sekarang mengunakan mesin sehingga mempercepat produksi, perubahan budaya, yaitu perubahan budaya berpakaian masyarakat, mempengaruhi opini public, yaitu adanya pendapat masyarakat tentang realita kepemerintahan di Negara, dan kontrol sosial, yaitu media massa bisa mengontro sosial dari jarak jauh. Sehingga bisa mengetahui bagaimana keadaan masyarakat terpencil.

2.      Definisi komunikasi massa
Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukan oleh para ahli yaitu:
a.       Menurut Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188), komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner.
b.      Menurut Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
c.       Menurut Rakhmat (Rakhmat, 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

            Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (cetak atau elektronik). Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu di sampaikan kepada khlayak yang banyak, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah : radio siaran dan televisi –keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah –keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film.

3.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup komunikasi massa yaitu khalayak. Dengan komunikasi massa ini, mendefinisikan bagaimana masyarakat memanfaatkan media massa yang tersebar disetiap pelosok daerah. Sehingga masyarakat tidak ketinggalan dalam hal informasi. Dan memanfaatkan media massa demi mememnuhi kepuasan sebagai suatu kebutuhan hidup yang personal.
4.      Ciri-ciri Komunikasi Massa
Adapun ciri-ciri komunikasi massa, yaiutu:
1.      Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2.      Komunikator memiliki keahlian tertentu.
3.      Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
4.      Khalayak yang dituju heterogen dan anonim.
5.      Ada pengaruh yang dikehendaki.
6.      Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
7.      Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

5.      Mengapa Perlu Mempelajari Komunikasi Massa
Setiap hal yang menyangkut kehidupan masyarakat harus diketahui dan mempelajari lebih dalam. Karena menyangkut massa yang luas, oleh karena itu komunikasi massa ini penting dipelajari dan diketahui. Karena komunikasi massa mempunyai fokus kajiannya adalah media massa. Kita tahu dimanapun kita berada kita tidak terlepas dengan media massa. Sekalipun sibuk maupun capek bekerja, hal ini tidak bisa terlepaskan. Lebih mengejutkan lagi media massa inilah yang menghilangkan rasa capek seharian beraktivitas.
6.      Karakteristik Komunikasi Massa
Adapun karakteristik komunikasi meliputi:
a.       Ditujukan ke khalayak luas, heterogeen, tersebar, anonim serta tidak mengenal batas geografis dan kultural.
b.      Bersifat umum bukan perorangan.
c.       Penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak yang luas dalam waktu yang relatif singkat (messages multiplier)
d.      Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah
e.       Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir.
f.       Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer.
g.      Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan (sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain).


BAB II
ASAL USUL KOMUNIKASI MASSA
            Media massa (sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu membentuk masa depan depan umat manusia. Salah satu alasannya adalah bahwa media massa kita yang kan tumbuh pesat, pertumbuhan tersebut merupakan dampak sejarah proses komunikasi manusia. Adapun perubahan yang terlihat yaitu perubahan perilaku (yaitu gaya hidup, pragmatis, hedonis, dan konsumerisme) dan perubahan sosial (yaitu dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern). Sejarah eksistensi manusia akan lebih tepat bila dijelaskan dengan teori transisi (theory of transitions). Inti teori ini bahwa ada perbedaan tahapan di dalam sejarah perkembangan komunikasi manusia.
            Menurut Melvin De Fleur dan Sandra J. Ball-Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989) disebutkan ada lima Revolusi komunikasi massa yaitu:
a.      Zaman Tanda dan Isyarat  ( the age of sign and signal )
Pada zaman ini adalah awal sejarah perkembangan manusia. Bisa dikatakan, proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting(meski masih rendah) dan bukan pada rasionya. Era ini menggunakan gerak isyarat,bunyi-bunyian,dan jenis tanda lain yang dapat digunakan dalam proses komunikasi. Pada massa ini peran indera pendengar dan faktor fisik menjadi alat yang paling penting dalam proses komunikasi. contohnya: geraman, dengkuran, jeritan. Semua itu tergantung pada keadaan fisiknya.
Perkembangan penting komunikasi dalam era ini adalah digunakannya bahasa dan tanda isyarat sebagai alat komunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dikenal dengan komunikasi non verbal. Sistem yang dilakukan manusia era ini masih sangat sederhana dan lambat,alat yang digunakanpun masih kuno dan terbatas. Namun keterbatasan ini tetap mempunyai dampak penting bagi kehidupan sosial merekakhususnya dalam proses pemikirannya,dan berdampak dalam proses pertukaran pesan kepada orang lain.
b.      Zaman Bahasa Lisan ( the age of speech and language )
Masa ini berjalan kira-kira 300.000 tahun-200.000 tahun SM. Era ini ditandai dengan mulai lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi cirri utama era ini. Cro Magnon mempunyai struktur tengkorak,lidah,dan kotak suara seperti yang kita punyai.Ini dapat menjadi bukti bahwa mereka mempunyai kapasitas untuk berbicara. Asal usul percakapan dan bahasa itu muncul sekitar 35.000-40.000 SM. Pada zaman ini manusia Cro Magnon bisa berkembang karena mereka bisa menggunakan percakapan dan bahasa sebagai alat komunikasi. Selain itu adapun keuntungan lain yang didapat yaitu mereka dapat mengkonseptualisasi dan merencanakan, berburu dengan lebih terkloordinir,dan usaha melakukan perlindungan secara lebih baik.
            Kata-kata, angka,dan simbol lain termasuk aturan berbahasa yang telah dibangun. Dengan sistem simbolik yang dimiliki, individu dapat mengklasifikasi, mengirim, menerima dan mengerti pesan lebih baik. Perubahan komunikasi percakapan dan bahasa telah menghantarkan budaya mereka berubah secara drastic dari hanya berburu ke pembangunan peradaban klasik yang besar dan monumental.
c.       Zaman Cetak ( the age of print )
Salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan manusia berkomunikasi adalah ditemukannya cetakan. Sebelum abad ke-15 orang-orang Eropa memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manu scripi (salinan yang dicetak menggunakan tangan).Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan.
Penemu cetakan pertama kali terjadi di mainz,Jerman tahun 1455, dia bernama Johan Gutenberg. Dia lah yang awal mengenalkan cara mencetak,dia membangun gagasan dengan membuat mesin baja untuk masing-masing huruf. Ini lah babak awal yang menjadi embrio munculnya era komunikasi massa.awal abad ke 16,mesin cetak Gutenberg telah mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan telah mampu mencetak ribuan salinan buku cetak di atas kertas.
Melvin D Fleur dan Sandra J.Ball-Rokeach (1989) mengatakan ada dua hal yang penting yang layak dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di masyarakat. Kedua, penemuan mesin cetak merupakan gabungan elemen dalam masyarakat.
Di akhir abad ke19 menjadi jelas munculnya beberapa bentuk media cetak seperti suratkabar, buku dan majalah semua itu digunakan secara luas oleh masyarakat. Ahli Sosiologi Amerika Charles Horton Cooley menyatakan ada beberapa faktor yang membuat media baru jauh lebih efisien dari pada proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya, diantaranya: Expressiveness (membawa perluasan gagasan dan perasaan), Permanent of Record (mengatasi waktu), Swiffness (mengatasi ruang), Diffussion (jalan masuk ke kelas-kelas yang ada dalam masyarakat).
d.      Zaman Komunikasi Massa ( the age of mass communication )
Dengan kemunculan media cetak langkah aktivitas komunikasi mulai menanjak cepat. Seperti penemuan tegrap,ini menjadi elemen penting bagi akumulasi teknologi yang akhirnya akan mengarahkan masyarakat memasuki era media massa elektronik.
Beberapa dekade terakir percobaan yang dilakukan telah membawa kesuksesan untuk memasuki era dunia montion picture pada awal abad ke 20. ini diikuti pada tahun 1920-an dengan pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940 an dengan dimulainya televisi rumah tangga. Bahkan tahun 1950-an pada saat radio mengalami kejenuhan pada keluarga Amerika,radio berkembang lebih pesat dengan melakukan penetrasi yang kian meningkat dalam bentuk radio kamar tidur dan dapur didukung pertumbuhan sejumlah manara pemancar. Pada tahun-tahun selanjutnya media baru ditambahkan seperti videotek,televisi kabel,dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu hal penting dan menjadi bagian dalam kehidupan modern saat ini. Sketsa singkat peralihan utama di dalam kemampuan orang-orang untuk berkomunikasi menunjukan dua faktor utama yaitu, Pertama “Revolusi“ komunikasi terjadi sepanjang keberadaan manusia.Kedua, pertumbuhan media massa yang pesat.
Pada era ini masing-masing media bertambah kompleks dan sempurna. Akumulasi peralatan media ini telah menjadikan pertumbuihan masyarakat semakin sempurna. Apalagi saat ini telah muncul komunikasi dengan memakai satelit . Acara yang disiarkan oleh oleh media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak yang disiarkan secara langsung. Dan tentunya dampaknya pun semakin terasa.
Dan munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru membawa pengaruh yang tidak sedikit pula.Internet telah mengambil peran revolusi komikasi yang kian kompleks.
Inilah abad komunikasi massa. Semua dipercepat,dipermudah,disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasui massa adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari Komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.


BAB III
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
            Fungsi komunikasi massa sama dengan fungsi media massa lainnya, karena komunikasi adalah komunikasi melalui media.
A.    Fungsi komunikasi Massa Menurut Para Ahli
1.      Joy black & Frederick J Whitney
a.    To inform (untuk memberikan informasi)
b.    To entertain (untuk menghibur khalayak)
c.    To persuade (untuk mengajak khalyak)
d.   Transmission of the culture (untuk mentranmisikan budaya)
2.      Wibur Schram
a.       Decoder  adalah media massa mengamati lingkungan sekitar kita.
b.      Interpreter  adalah suatu media menginterpreter dari apa yang sudah diamati.
c.       Encoder merupakan media massa mengencode pesan-pesan kepada anggota masyarakat.



3.      John Vivian
a.       Providing information
b.      Providing entertainment
c.       Helping to persuade
d.      Contributing to social cohesion

4.      Charles R Wright
a.       Surveillance yaitu merujuk pada pengumpulan dan penyeberan berita mengenai peristiwa-peristiwa dalam lingkungan masyarakat.
b.      Corellation yaitu mengintepretasi pesan yang dikumpulkan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian.
c.       Transmission yaitu merujuk pada fungsi mengkomunikasiakn informasi, nilai-nilai dan norma-nilai sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya.
d.      Entertainment yaitu sebagai hiburan.

5.      Harold D. Lasswell
a.       Surveilance of the environment (fungsi pengawasan)
b.      Correlation of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi)
c.       Transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial
6.      Alexis Tan
a.       Memberi informasi
b.      Mendidik yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakat.
c.       Mempersuasi yaitu sebagai memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku dan aturan yang cocok agar diterima dlm masyarakat.
d.      Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikasi.

7.      Josep R Dominick
a.       Pengawasan (surveillance) yaitu media massa pekerjaannya melakukan pengawasan : dalam mengumpulkan berita melakukan pengawasan dalam masyarakat.
b.      Interpretasi yaitu media selain memberi informasi juga menginterpretasi suatu  peristiwa.
c.       Hubungan linkage yaitu memghubungkan antara tokoh dengan pengikutnya. Kebutuhan dengan produknya)
d.      Sosialisasi yaitu sosialiasai juga berartu transmisi nilai-nilai atau bagaiman suatu kelompok mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok).
e.       Hiburan yaitu memberi hiburan kepada khalayak massa.

8.      Onong Uchjana Effendy
a.       Informasi yaitu memberikan informasi seperti berita yang ada diluar daerah, seperti berita pernikahan anak presiden.
b.      Sosialisasi yaitu Media massa meyediakan sumber ilmu pengetahuan sehingga sadar harus berubah).
c.       Motivasi  yaitu media massa sebagai pendorong masyarakat menentukan pilihannya dalam mengejar tujuan bersama.
d.      Perdebatan dan diskusi yaitu media massa sebagai penyedia ruang untuk berdebat untuk menunjukkan bukti-bukti/fakta-fakta untuk menyelesaikan masalah yang terjadi).
e.       Pendidikan yaitu media massa menyediakan informasi yang banyak berisi ilmu pengetahuan untuk mendorong perkembangan intelektual, watak, pendidikan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupan.
f.       Memajukan kebudayaan yaitu menyebarluaskan tari, kesusasteraan, kesenian, musik, komedi.
g.      Integrasi yaitu Menjadikan untuk saling mengenal dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

9.      Nuruddin
Nurudin mencoba menyimpulkan berbagai pandangan di atas. Fungsi komunikasi massa menurutnya adalah:
a.       Informasi
b.      Hiburan
c.       Persuasi
d.      Transmisi budaya
e.       Mendorong kohesi sosial
f.       Pengawasan
g.      Korelasi
h.      Pewarisan sosial

B.     Fungsi Komunikasi Massa Secara Umum
Adapun fungsi komunikasi secara umum, yaitu:
1.      Informasi
Fakta-fakta yang dikumpulkan wartawan di lapangan kemudian dituangkan dalam tulisan sebagai fungsi informasi. Buku juga memberikan informasi arena buku juga termasuk komunikasi massa.
2.      Hiburan
Fungsi hiburan bagi media massa elektronik, fungsi media massa hiburan khususnya pada media massa elektronik ini yang menduduki posisi tertinggi, maksudnya media massa elektronik ini banyak digunakan untuk hiburan bagi masyarakat. Masyarakat sekarang ini masih banyak yang menganggap TV sebagai hiburan, sehingga belum memetik fungsi edukasi dari tayangan TV.
Aktivitas manusia modern yang serba terkukung oleh waktu dan aktivitas menuntut hiburan yang mampu meredakan syaraf-syaraf oleh tidak heran pada jam prime time (19.00-21.00) biasanya disajikan acara hiburan2 (sinetron, komedi, film dan sebagainya). Berbeda pada media cetak, kebanyakn fungsi utama informasi naun demikian tidak melupakan fungsi hiburan seperti TTS, Cergam sehingga tidak heran media massa cetak biasanya hari minggu menyajikan rubrik khusus yang kebanyakan hiburan.




3.      Persuasi
Fungsi persuasi pada media cetak dapat dilihat di :
·         Tulisan pada tajuk rencana
·         Surat pembaca
·         Aktivitas promosi: iklan
·         Semua yang ada dalam media massa sebenarnya penuh dengan kepentingan persuasif baik secara langsung maupun tidak langsung:
·         Berita-berita di TV dan Radio secara tidak langsung mengandung pesan-pesan persuasive
·         Film-film dibuat untuk mempersuasi massa.
Persuasi bisa dalam bentuk, seperti:
·         Mengukuhkan sikap, kepercayaan atau nilai seseorang atau yang sudah diyakini sebelumnya yaitu Orang yang religius mempunyai kecenderungan melihat acara-acara TV yang bersifat religious, seperti acara islam itu indah di Trans TV, Mama dan Aa di Indonesiar, dan lain-lain.
·         Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, seperti halnya orang yang mendukung atau fanatik dengan tokoh tertentu berubah sikapnya karena pemberitaan mediadan cara berpakaian orang banyak berubah-ubah karena media massa.
·         Menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu seperti iklan yang ditayangkan di tv tujuan menggerakkn untuk membeli barang yang ditawarkan
·         Memperkenalkan etika, menawarkan  sistem nilai tertentu seperti berita media massa yang memberitakan kasus korupsi seorang pejabat maka sama artinya sedang menawarkan etika lain bahwa korupsi tidak baik dan jangan diikuti.

4.      Transmisi budaya
Kehadiran media massa tidak bisa dielakkan  secara langsung maupun tidak langsung melakuka transmisi budaya. Transmisi budaya mengambil tempat dalam 2 tingkatan : Kontemporer dan Historis. Dalam tingkat konemporer yaitu memperkuat konsesus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit-bibit perubahan secara terus menerus. Sedangkan dalam tingkatan historis yaitu manusia telah melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan.

5.      Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi adalah penyatuan, yaitu bagaimana media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media yang memberitakan kebhinekaan indonesia dari sabang sampai merauke akan memberikan kesadaran bahwa walaupun berbeda-beda tetap Satu (bhineka tunggal ika). Bahasa populer kohesi sosial adalah integrasi sosial. Meskipun tidak bisa dipungkiri media massa juga bisa menimbulkan potensi disintegrasi.

6.      Pengawasan
Fungsi pengawasan bisa dibagi 2, yaitu:
a.      warning or beware suveillance/ pengawasan peringatan
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa seuatu yang terjadi di sekitar masyarakat yang nantinya akan membahayakan keselamatan hidup masyarakat tersebut atau memperngaruhi kedaan hidup masyarakat. Contoh pengawasan peringatan yaitu berita tentang aktivitas gunung berapi yang sedang beraktivitas : isinya memperingatkan kepada masyarakat tentang kenaikan aktivitas vulkanik dan berita tentang kenaikan nilai tukar dollar.
b.      instrumental surveillance/pengawasan instrumental
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.  Contoh pengawasan instrumental yaitu penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat : produk-produk baru yang ada di pasaran, film-film yang akan diputar di bioskop.
7.      Korelasi
Fungsi korelasi adalah menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya Media massa dalam fungsi ini adalah penghubung antar komponen masyarakat. Contoh seorang reporter akan menghubungkan nara sumber (salah satu unsur dari masyarakat) dengan narasumber masyarakat lainnya lainnya melalui media massa. Contoh adalah dialog interaktif yang menghubungkan banyak nara sumber.

8.      Pewarisan sosial
Media massa berfungsi sebagi pendidik yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranat, etika dari satu generasi ke generasi lainnya. Media yang memberitakan kisah-kisah para pahlawan dan perjuangannya akan berfungsi mewariskan semangat juang dan ide-ide besarnya untuk masa depan bangsa.
Media massa TV yang selalu meyajiakan sinetron kisah-kisah konflik antar remaja, yang merendahkan martabat guru  sebenarnya sedang mewariskan sosial bahwa lama-lama kekerasan adalah hal biasa dan banyak siswa yang berani melawan guru. Begitu juga ketika seinetron dan infotainment yang menyajikan banyaknya remaja yang jamil diluar nikah maka lama-kelamaan hamil diluar nikah akan menjadi biasa. Dalam cara berpakaian pun juga sama seperti sekarang remaja putri yang berpakaian minim sudah dianggap biasa dibanding tahun-tahun lalu



BAB IV
Elemen Komunikasi Massa
            Secara umum elemen komunikasi massa tidak jauh berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti adanya:
a.      Komunikator (Source (sumber))
Source yaitu sebagai komunikator yang terdiri dari beberapa individu atau sekelompok orang di suatu lembaga media massa. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi.
b.      Isi (pesan)
Isi atau pesan yaitu pesan yang disampaikan oleh suatu media massa sesuai kebijakan media itu sendiri dalam mengola isinya, karena setip media melayani masyakat yng beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Menurut Ray Eldon Hiebert dkk (1985), Pesan ini berisi lima kategori, yaitu berisi berita dan informasi, analisis dan interprestasi, adanya hubungan masyarakat dan persuasif (mengajak), Iklan dan kategori hiburan
c.       Aundience
Aundience khalayak, pendengar, pemirsa, penonton dan pembaca sebagai penerima pesan.  Aundience ini beragam dan tersebar di penjuru pelosok dunia, baik sebagai pendengar, pembaca atau penonton dari media massa.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut :
1.      Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
2.      Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar keberbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan tetap bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsif. Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya audience itu.
    1. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
    2. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus perkasus, tetapi meliputi semua audience.
    3. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator, dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.

d.      Umpan balik
Umpan Blik yaitu disebut juga dengan feed back atau pun respon. Umpan balik dari audience atau khalayak memberi respon atau umpan balik secara langsung dan tidak langsung. Jika langsung, maka komunikator dan aundience secara langsung bertatap muka untuk menyampai hal yang mau direspon. Jika tidak langsung maka komunikator dan komunikan tidak ada tatap muka langsung melainkan ada saluran atau media untuk mereka memberi umpan baliknya. Seperti disurat kabar teradapa kolom kritik dan saran maupun masukan yang bisa dikirim melalui redaksi media massa tersebut. jika di televisi maka umpan balik komunikan member penilaian dengan mengirim surat atau menyampaikan nya secara langsung, rating dalam menonton televisi adalah bentuk dari feed back. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali kritikan yang ditunjukan pada media yang bersangkutan itupun merupakan salah satu umpan balik tidak langsung. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan.
e.       Gangguan
Dalam komunikasi banyak gangguan yang bisa menghambat media massa menyampaik pesan yang akan disampaikan ke khalayak. Seperti di surat kabar adalah kesalahan cetak atau gambar, warna, atau tulisan yang tidak jelas. Jika menonton tiv atau internet adanya gangguan signal ataupun jaringan sehingga menghambatnya informasi itu tersiar di masyarakat.


Terbagi menjadi dua macam gangguan, yaitu :
1.      Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal , seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.
2.      Gangguan Sematik
Gangguan sematik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan sematik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan sematik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.  
f.       Gatekeeper
Elemen komunikasi massaa berbeda dengan elemen komunikasi lainnya. Karena gatekeeper sangat dibutuhkan untuk menyebarkan informasi di media massa. Gatekeeper ini seperti, reporter, editor surat kabar/film/buku, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film. Gatekeeper berfungsi menginterpretasikan pesan, menganalissi, menambah dan mengurangi pesan-pesan yang akan didistribusikan ke audiens.
Untuk menggambarkan proses gatekeeping, Devito mencoba membuat gambar sebagai berikut :

Proses gatekeeping
Dari gambar di atas pesan-pesan (M1, M2, M3) diterima oleh penapis informasi dari berbagai sumber yang berbeda (S1, S2, S3). Dari gambar itu dapat dilihat bahwa fungsi penapis informasi adalah menyeleksi peasan-pesan yang akan dikomunikasikan. Penapis informasi kemudian dengan selektif menyampaikan jumlah pesan (MA, MB, MC) kepenerima yang berbeda-beda (R1,R2,R3).  

g.      Pengatur
Elemen komunikasi massa yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses pengaliran pesan di media massa. Pengatur ini tidak berasal dari media itu sendiri melainkan diluar media massa tersebut, walaupun diluar media massa namun menentukan kebijakan redaksional. Pengatur ini seperti peradilan, pemerintah, organisasi professional.
h.      Filter
Seorang audiens ketika menyaring pesan yang diterimanya juga bergantung kepada informasi serta kata-kata yang dikuasainya. Sebagai contoh adalah istilah “Kekerasan pada TKW”. Tidak semua audiens memahami pengertian tersebut. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki filter pada dirinya masing-masing dan semua filter tersebut akan berpengaruh kepada kualitas dan kuantitas pesan yang diterima.
Filter merupakan kerangka berpikir di mana audiens menerima pesan. Bagaimana audien menyaring pesan yang diterimanya. Penerimaan pesan tergantung pada kondisi audiens. Ada beberapa filter yang menentukan bagi audiens ketika menerima pesan, seperti fisik, psikologis, dan budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik).


BAB V
PROSES DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA
A.    Proses Komunikasi Massa
1.      Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar.
Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa yang besar pula.
2.      Proses komunikasi massa dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.
3.      Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara.
Kalau terjadi kondisi emosional disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen.


4.      Proses komunikasi massa berlangsung impersonal (non pribadi) dan tanpa nama.
Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan. Proses komunikasi massa berlangsung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat.
Contoh: televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebut akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar.
Dari proses komunikasi tersebut, untuk memudahkan pemahaman para pakar komunikasi membentuk model-model komunikasi sebagai berikut:

B.     Model Komunikasi Massa
Adapun model komunikasi sebagai berikut:

1.      Model Alir Satu Tahap(One Step Flow of Communication)
Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum hipodermik, yaitu pesan yang disampaikan melalui media massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara, misalnya opinion leader. Namun pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.

2.      Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow of Communication)
Model komunikasi dua tahap dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz. Disebut dua tahap karena model ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa dan tahap kedua disebut komunikasi antarpersona.
Model ini menggambarkan bahwa pesan lewat media massa diterima oleh individu-individu yang menaruh perhatian lebih pada media massa, sehingga mereka menjadi orang yang terinformasi. Mereka itu adalah para opinion leader, yang akan menginterpretasikan setiap pesan yang diterimanya sesuai dengan frame of reference dan field of experience. Selanjutnya para opinion leader akan menyampaikan pesan yang telah ia interpretasikan itu kepada individu-individu lainnya secara antarpersona, mungkin menggunakan bahasa daerah setempat disertai contoh-contoh yang sesuai dengan kondisi setempat pula.


Beberapa kelemahan dalam komunikasi dua tahap, yaitu :
a.       Model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam mencari informasi hanya pemuka pendapat, sedangkan anggota masyarakat pada umumnya pasif.
b.      Pandangan bahwa komunikasi massa ada dua tahap, membatasi proses analisisnya, sebab proses komunikasi dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih.
c.       Model komunikasi dua tahap menunjukkan betapa bergantungnya pemuka pendapat akan informasi pada mass media.
d.      Penelitian tahun 1940, yang menghasilkan model komunikasi dua tahap, mengabaikan perilaku khalayak berdasarkan “waktu” pengenalan ide baru.
e.       berbagai saluran komunikasi berperan dalam berbagai tahap penerimaan inovasi dan pengambilan keputusan. Model komunikasi dua tahap ini tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari pelbagai saluran komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi.
f.       Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat pengikut, padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin adalah pengikut dari pemuka pendapat.
3.      Model Alir Banyak Tahap
Model komunikasi banyak tahap menyatakan bahwa “bagi lajunya komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti-ganti”. Artinya, beberapa komunikan menerima pesan langsung dari komunikator melalui saluran media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa tahap.

4.      Model Melvin DeFleur
Dalam model Melvin DeFleur ini, sumber dan transmitter dianggap sebagai sebuah fase dari komunikasi massa yang dibawa oleh penyampai pesan. Channel adalah media yang mengantarkan informasi. Receiver berfungsi sebagai penerima dan decoder informasi. Destanation berfungsi untuk menginterpretasi pesan menjadi sebuah makna. Ini merupakan tugas yang dilakukan oleh otak manusia. Sedangkan feedback adalah respon dari destination kepada source.
Model ini mengemukakan fakta bahwa dalam proses komunikasi banyak terjadi gangguan. Gangguan tersebut mungkin terdapat pada semua komponen komunikasi massa, mulai dari source, transmitter, channel, receiver, maupun destination.

5.      Model Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble
Pola komunikasi ini di mulai dari sumber, tetapi sebelum sampai kepada khlayak di edit terlebih dahulu. Kemudia disalurkan melalui media mekanik / massa, baru kemudian pesan yang disampaikan diterima oleh audience. Setelah diterima oleh audience, audience meberikan umpan balik kepada sumber melalui banyak media (saluran/channel), tetapi masih ada terjadi gangguan.

6.      Model Ray Hiebert, Donald Ungurait, dan Thomas Bohn (HUB – Lingkaran Konsentris)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOrtQwDwrzLm-HO8TdaKaFwWciz-maAJvXOi26Zza9R-xXbX7LxKjG_e0OMH3SPJA1ETiAG5HWsoriHlCS_5Dt_FvvZu9Z7r7XVeOk182ZpGUCbPHwyFPmlNaiKZ7w5oEaieRNTB5yFHw/s320/model+HUB.jpg
Model HUB adalah model lingkaran konsentris yang bergetar sebagai sebuah rangkaian proses aksi-reaksi. Model HUB  ini bisa dikatakan lebih komplit, karena model komunikasi massa ini adalah model lingkaran yang dinamis dan berputar terus-menerus. Komunikator berada di tengah-tengah pusaran air. Artinya, komunikator menyebarkan pesan ke luar. Dalam penyebaran ide dan gagasan, komunikator dibantu oleh media amplification (pengerasan media). Di sini pengerasan berarti perluasan (extension). Tujuannya adalah agar pesan yang dikeluarkan sejelas dan sekomplit mungkin.

7.      Model Black dan Whitney
Model ini menjelaskan bahwa sumber sengaja ingin mempengaruhi mass audience, kemudian pesan yang disampaikan tersebut penuh dengan kejatuhan dan audeince yang menerima pesan dari sember tersebut memiliki ketertarikan sendiri-sendiri. Sehingga terjadinya beberapa pendapat yang di ungkapan oleh audience tentang media massa.

8.      Model Bruce Westley dan Malcom McLean
Model yang dibuat oleh Bruce Westley dan Malcom McLean menekankan pada peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Model ini menggambarkan bagaimana individu dan organisasi dalam suatu sistem menentukan pesan apa saja yang akan dismapaikan dan pesan apa saja yang harus dihapus atau dimodifikasi.
Gatekeeper berperan sebagai agen dari audience. Gatekeeper memilih antara pesan-pesan yang telah dikirim oleh sender. Gatekeeper dapat mengubah isi pesan-pesan yang dikirim oleh komunikator sebelum pesan tersebut sampai kepada audience.

9.      Model Maletzke
Meletzke membuat modelnya berdasarkan elemen-elemen tradisional, yaitu komunikator, pesan, media dan komunikan. Tetapi diantara media dan komunikan ini menambahakan elemen lain yaitu tekanan atau kendala dari media dan citra media tersebut pada diri komunikan.
Dalam hal tekanan atau kendala media, kita dihadapkan pada kenyataan : ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda-beda pula. Setiap media ada kelebihan dan kekurangannya, dan sifat-sifat media harus dianggap mempunyai pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya, dan sejauh mana isi media tersebut.

10.  Model Bryant dan Wallace
Model ini dipengaruhi oleh arus pesan media radio dan televisi. Menurut Bryant dan Wallace ini pesan disebarkan melalui speaker dan diterima oelh listener. Ketika media massa menyampaikan pesan tersebut, pesan itu sudah di interpretasi dan di evaluasi.

11.  Model C. Shannon dan W. Warren Weaver
Model ini menjelaskan bahwa:
ü  Decision to Communicate (Keputusan untuk berkomunikasi): Stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran.
ü  Encoding (Menyandikan): Pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan.
ü  Transmission: Transmisi/pengiriman pesan.
ü  Reception: Resepsi/penerimaan pesan.
ü  Decoding: Penguraian pesan oleh penerima ke pikirannya.
ü  Internalization: Internalisasi pesan oleh penerima

Dalam komunikasi massa, komunikator bukan hanya mengkodekan pesan ke dalam bahasa/bentuk lain tetapi juga pesan itu kemudian dikodekan secara teknologi untuk ditransmisikan melalui media massa. Dalam radio misalnya, kata-kata dikodekan menjadi sinyal elektronik. Pada mesin penerima yakni perangkat radio sinyal itu diuraikan kembali menjadi kata-kata, yang kemudian dikodekan lagi oleh penerima manusia untuk diinternalisasikan. Dalam media cetak ada dua langkah decoding, yang tidak kentara karena saling terintegrasi. Satunya adalah membaca, satunya lagi mengkonversi representasi menjadi konsep.



12.  Model Harold Lasswell
Menurut Lasweel “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”. Who (Siapa): Sumber/Komunikator, Says What (Mengatakan apa): Pesan, In which channel (Pada saluran yang mana): media yang digunakan, To whom (Kepada           siapa): Penerima/komunikan/khalayak/audiens, dan With what effect (Dengan dampak apa): Pengaruh/umpan balik (feedback)/Respons.
                   Model Lasswell juga sering diterapkan dalam komunikasi massa karena model tersebut  mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran yang dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsan pertanyaan mengenai pengadilan pesan, sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (In Which Channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan oleh komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar  atau pemirsa. Seperti contoh berikut:
ü  Who: Seorang Reporter atau wartawan
ü  Says what: Menyampaikan berita dengan mengutip seseorang yang memiliki pengetahuan tentang subjek berita.
ü  In which channel: Dalam kasus ini, berita disampaikan lewat Koran yaitu pada sebuah media massa.
ü  To whom: Berita disampaikan kepada pembaca koran.
ü  With what effect: Pembaca memutuskan untuk memilih calon A atau B (untuk berita terkait tentang pemilihan misalnya), atau mungkin pembaca hanya menambahkan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah mereka miliki.









BAB VI
TEORI KOMUNIKASI MASSA
            Penerapan Teori Komunikasi Massa
A.  Hypodermic Needle Theory (Teori Jarum Suntik)
Teori ini merupakan konsep awal efek komunikasi massa yang oleh pakar komunikasi tahun1970-an. Teori ini ditampilkan tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio siaran CBS di Amerika berjudul The Invansion from Mars (Effendy.1993: 264-265).
Tori ini mengansumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Pengaruh media sebagai hypodermic injection didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I(1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945).

B.   Cultivation Theory (Teori Kultivasi)
Menurut teori kultivasi, media, khususnya televisi, merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra relitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. Williams mengomentari penelitian yang sama, “orang yang merupakan pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap stereotip tentang peran jenis kelamin, dokter, bandit atau tokoh-tokoh yang lain yang biasa muncul dalam serial televisi”.
Meskipun televisi bukanlah satu-satunya sarana yang membentuk pandangan kita tentang dunia. Tapi, televisi merupakan salah satu media yang paling ampuh, terutama bila kontak dengan televisi sangat sering dan berlangsung dalam waktu lama.

C.  Cultural Imperialism Theory
Teori imperialism dikemukakan oleh Skiller pada tahun 1963. Waktu itu media barat mendominasi media yang ada di seluruh dunia. Pada waktu itu media barat mempunyai efek terhadap dunia ke 3 (negara yang mulai berkembang).Dalam teori ini dijelaskan bahwa media barat lebih mendominasi acara-acara di dalam televisi swasta di Indonesia,sehingga media massa yang ada di Indonesia meniru atau terpengaruh oleh media asing. Hal ini berdampak terhadap budaya yang ada di Indonesia yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori kultural,yang dimana media mempengaruhi budaya atau menciptakan budaya baru.

D.  Media Equation Theory
Dimana khalayak atau manusia menganggap media sebagai orang,ada sebuah tayangan yang sedih,dia justru merasa senang atau justru merasa marahh,sebagai contohnya kasus Nenek Minah yang dijatuhi hukuman kurungan 1,5 bulan penjara akibat perbuatannya memungut biji coklat. Seakan-akan teori persamaan media ini berkaitan dengan teori common sense (Akal Sehat) ,bahwa pengetahuan atau gagasan yang dimiliki oleh setiap orang pada kadarnya berbeda-beda.

E.   Spiral of Silence Theory
Didalam teori ini manusia lebih berasumsi pada mayoritas dan menekan minoritas. Mereka yang berada dipihak minoritas akan beranggapan kurang tegas dalam mengemukakan pandangannya. Seseorang yang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,mereka yang berada dipihak mayoritas akan merasa percaya diri dengan pengaruh dari pada dengan mereka dan terdorong untuk menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian maka teori keheningan ini berkaitan dengan teori keritik,dimana manusia lebih memilih kedamaian dan kebebasan dalam sebuah golongan atau kelompok.
Teori Spiral Keheningan ini dapat diuraikan sebagai berikut: individu memiliki opini tentang berbagai isu. Akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-individu itu mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkung annya, terutama dari media massa.

Media massa – dengan bias kekiri-kirian mereka – memberikan interpretasi yang salah pada individu-individu itu tentang perbedaan yang sebenarnya dalam opini publik pada berbagai isu. Media mendukung opini-opini kelompok kiri dan biasanya menggambarkan kelompok tersebut dalam posisi yang dominan.

Sebagai akibatnya, individu-individu itu mungkin mengira apa yang sesungguhnya posisi mayoritas sebagai opini suatu kelompok minoritas. Dengan berlalunya waktu, maka lebih banyak orang akan percaya pada opini yang tidak didukung oleh media massa itu, dan mereka tidak lagi mengekspresikan pandangan mereka secara umum karena takut akan terisolasi. Selama waktu tersebut, karena ‘mayoritas yang bisu’ tetap diam, ide minoritas mendominasi diskusi. Yang terjadi kemudian, apa yang pada mulanya menjadi opini minoritas, di kemudian hari dapat menjadi dominan.

F.   Technological Determinism Theory
Dalam teori ini dijelaskan perubahan media teknologi informasi sangat penting bagi kehidupan manusia dijaman sekarang ini,maka teori ini juga berakitan dengan teori akal sehat dimana media dianggap benda hidup. Contohnya seperti fenomena munculnya smartphone yang sedang marak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.

G.  Diffusion of Inovation Theory
Teori difusi inovasi banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama dinegara-nergara yang sedang berkembang seperti di indonesia atau dunia ke tiga. Everett M. Rogers mendefenisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu diantara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan nformasi dan saling bertuka rinformasi tersebut untuk mencapai tujuan yang bersama.
Unsur utama difusi adalah (a) Inovasi; (b) yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu; (c) dalam jangka waktu tertentu; (d) diantara para anggota suatu sistem sosial. Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota suatu sistem sosial menetukan tingkat adopsi.
Dalam pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi adalah para petani dan anggota masyarakat pedesaan. Usaha-usaha difusi inovasi pertama kali dilakukan di amerika serikat pada tahun 1920-an dan 1930-an, dan sekarang menjadi gambaran bagi program-program pembangunan dinegara sedang berkembang.

H.  Uses and Gratifications Theory
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer danserimg digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitaskomunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan usesand gratifications menekankan riset komunikasi massa padakonsumen pesan atau komunikasi serta tidak begitu memerhatikanmengenai pesannya. Adapun kajian yang dilakukan dalam ranahuses and gratifications adalah mencoba untuk menjawab pertanyan,“Mengapa orang menggunakan media dan apa yang merekagunakan untuk media?” (McQuail, 2002).Studi pengaruh yang klasik pada mulanya mempunyaianggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media, sebagaititik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yangditeliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya denganpengalaman langsungnya dengan media massa. Khalayakdiasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalammemanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saatmengkonsumsi media massa (Rubin dalam Littlejohn, 1996).
Khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan.Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalammengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahuikebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana caramemenuhinya. Oleh karena itu, media massa dianggap hanyasebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan individu, danindividu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massaatau dengan cara lain.Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kalidilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang menelitialasan masyarakat atau pendengar terhadap acara radio berupaopera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di suratkabar (McQuail, 2002).Hasilnya, kebanyakan perempuan yang mendengarkan operasabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabunmereka dapat memeroleh gambaran ibu rumah tangga dan istriyang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasadapat melepas segala emosi yang mereka miliki.
I.     Agenda Setting Theory
Teori agenda seting menghidupkan kembali teori jarum suntik, tetapi fokus penelitian telah bergeser dari efek pada sikap dan pendapat kepada efek kesadaran dan efek pengetahuan. Asumsi dasar teori ini, menurut Cohen (1963) adalah : the press is signifcantly more than a surveyor of information and opinion. It may not be successful much of the time in telling the people what to think, but is stuningly successfulin telling raders what to think about. To tell what to think about. Artinya, membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting. Asumsi teori agenda setting ini mempunyai kelebihan karna mudah untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media massa.

J.    Media Critical Theory
Masyarakat, media, dan pemerintah bagaikan tiga hal yang saling berkaitan satu sama lain. Masyarakat membutuhkan media, begitu pula pemerintah. Pemerintah juga membutuhkan masyarakat, begitu pula media, serta media juga membutuhkan masyarakat, demikian pula halnya dengan pemerintah.
Teori ini lebih menekankan bahwa perlu adanya evaluasi yang kritis terhadap media. Media. Sebagian media justru mengambil keuntungan dari berbagai peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu, media massa dituntut harus bersikap kritis terhadap kekuasaan. Selain itu, media juga harus mendorong perubahan secara terus-menerus demi maslahatan umat.
BAB VII
EFEK KOMUNIKASI MASSA
            Adanya media massa sebagai fokus kajian komunikasi massa, pasti menimbulkan efek di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan adanya efek yang ditimbulkan ini ketrampilan masyarakatlah yang menyaring efek yang bagaimana yang harus diambil dari berkembangnya media massa sekarang ini.
1.      Jenis-jenis Efek
a.      Efek Primer
Efek primer terjadi apabila proses koomunikasi yang terjadi mudah dipahami dan dapat dimengerti sehingga pada akhirnya menimbulkan perhatian dari kalangan masyarakat. Seperti adanya penayangan berita pernikahan anak presiden yang ditayangkan di televisi. Kata primer adalah pokok atau penting. maka yang dibutuhkan dari media massa adalah fungsi pentingnya bagi khalayak.
b.      Efek Sekunder
Efek sekunder terjadi ketika proses komunikasi yang terjadi dikarenakan perubahan, sikap, pengetahuan, serta perilaku sasaran. Seperti adanya perubahan sosial masyarakat, tatanan kehidupan masyarakat, serta norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut.
2.      Teori Efek
a.      Efek Tidak Terbatas
Efek Tidak Terbatas (Unlimited Effect) ditemukan pada rentang waktu 1930 hingga 1950. Efek ini didasari oleh Teori Peluru (Bullet Theory) atau Jarum Suntik (Hpodermic Needle Theory). Jadi, media massa dianalogikan sebagai peluru yang apabila ditembakkan kepada sasarannya, sasaran tersebut tidak bisa menghindar. Ini menunjukkan bahwa peluru memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi sasaran. Menurut efek ini, media massa sangat powerful sehingga teori ini berasumsi bahwa media massa memiliki efek yang tidak terbatas. Juga, asumsi lain dari teori ini mengatakan bahwa ada hubungan yang langsung antara isi dengan efek yang timbul nantinya.
b.      Efek Terbatas
Efek terbatas (Limited Effect) ditemukan pada rentang waktu 1950 hingga 1970. Jika sebelumnya kita berbicara mengenai betapa kuatnya media dalam mempengaruhi sasaran, maka efek ini merupakan kebalikannya. Seiring dengan perkembangan zaman, maka sasaran tidak menerima pesan yang ditembakkan kepadanya secara mentah-mentah sehingga jika pada efek sebelumnya dapat mengubah perilaku secara keseluruhan, akan tetapi pada efek ini pesan yang disampaikan sedikit sekali mengubah perilaku sasaran.
c.       Efek Moderat
Efek moderat (Moderate Effect) ditemukan pada rentang waktu 1970 hingga 1980. Lahirnya efek ini diakibatkan oleh perkembangan zaman di mana sasaran semakin lama semakin cerdas. Sehingga dapat mengembangkan berbagai media massa yang mempunyai manfaat yang meluas. Selain itu, kedua efek yang sebelumnya dianggap berat sebelah.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efek
Efek tidak mungkin akan timbul itu tanpa ada yang mempengaruhi kemunculannya. Berbagai faktor yang mempengaruhi efek adalah:
a.      Efek Kehadiran Media Massa
Efek kehadiran media massa ialah suatu efek berasal dari media massa. Terdapat tiga pendekatan yang ada dalam media massa, yaitu efek pada media massa, perubahan pada diri khalayak komunikasi massa hingga tinjauan suatu penelitian mengenai efek komunikasi massa. Dengan hadirnya media massa pada kehidupan masyarakat, terdapatnya kemudahan masyarakat memperoleh informasi yang berasal dari media massa tersebut. Dan mendapatkan titik kepuasan dari media massa yang dimiliki khalayak.
b.      Efek Sosial Media Massa
Dampak ini sangat berpengaruh kepada publik dengan berbagai macam cara ketika menyampaikan suatu informasi. Sehingga bermunculan berbagai jenis efek yang lainnya. Adanya media massa ini mempengaruhi perubahan sosial masyarakat seperti tantanan dan norma yang sebelumnya telah ada.



BAB VIII
MEMAHAMI ETIKA DALAM KOMUNIKASI MASSA
1.      Pengertian Etika Komunikasi Massa
a.      Pengertian Etika, Moral dan Akhlak
Istilah etika berasal dari bahasa yunani Luno Ethos, yang dalam bentuk tunggal mempunyai arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kadang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara pikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dipahami sebagai ilmu apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral.
Etika adalah sesuatu penilaian terhadap perilaku manusia  atau mengukur standar baik dan buruknya akal manusia yang melihat fakta kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu dan filsafat.
Moral adalah suatu tindakan, perilaku, praktek yang standar baik dan buruknya adalah adat dan kebiasaan manusia.
            Akhlak adalah menilai perbuatan, perilaku manusia, baik secara teoritis maupun praktek pada kehidupan sehari-hari dengan standar baik buruknya adalah Al-Qur’an dan Hadist.


b.      Pengertian Etika Komunikasi Massa
Sobur (2001) menyebutkan etika pers atau etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain, etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Pers yang etis adalah pers yang memberikan informasi dan fakta yang benar dari berbagai sumber sehingga khalayak pembaca dapat menilai sendiri informasi tersebut.

2.      Mengapa Etika Komunikasi Harus Dipahami?

Setiap hal yang dilakukan dilingkungan hidup ini pasti mempunyai tata cara melakukan sesuatu tersebut, termasuk juga dalam hal komunikasi massa membutuhkan etika karena menyangkut khalayak. Memahami komunikasi massa saja tidak cukup tanpa memahami etika dalam komunikasi massa. Sama halnya dengan menggunakan smartphone tanpa tutorial tentu akan berbeda dengan mereka yang memahami tutorial terlebih dahulu sehingga dapat mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan. Meskipun kita tidak dapat menentukan masa depan, tapi setidaknya kita dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi. Caranya ialah dengan memahami etika komunikasi massa.

Terlebih lagi komunikator dalam komunikasi massa merupakan komunikator yang terlembaga. Tentu tidak cukup jika hanya melakukan segala sesuatu tanpa ada pemahaman lebih terhadap segala sesuatunya. Misalnya mengenai etika dalam masyarakat. Sebagai komunikator yang terlembaga ingin menayangkan sesuatu melalui media televisi. Jika si komunikator mengabaikan etika, moral, serta akhlak di masyarakat dengan menayangkan hal yang bertentangan dengan etika, moral dan akhlak masyarakat setempat tentu akan berdampak buruk bagi lembaga tersebut.
Contoh lain misalnya mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan etika masyarakat sekitar. Ini juga akan berdampak buruk bagi lembaga yang bersangkutan. Untuk menghindari kemungkinan seperti itu maka memahami etika sangat dibutuhkan dalam komunikasi massa.
Selain itu, etika komunikasi massa dianggap penting karena hal-hal berikut.
1.    Media massa merupakan pekerjaan yang menuntut kecepatan waktu.
2.    Media menjadi yang pertama dalam mengungkap suatu cerita.
3.    Para jurnalis sering tidak mengetahui apakah yang diliput sesuai dengan aturan atau tidak.
4.    Semata-mata berorientasi meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memerhatikan etika.
5.    Pekerja media kurang memerhatikan sensitivitas masyarakat.

3.      Etika dalam Komunikasi Massa
Ada beberapa rumusan sederhana yang dirangkum dari beberapa pendapat pakar komunikasi mengenai etika dalam komunikasi massa, yaitu :
a.       Berkaitan dengan informasi yang benar dan jujur sesuai fakta sesungguhnya
b.      Berlaku adil dalam menyajikan informasi, tidak memihak salah satu golongan.
c.       Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari kata-kata provokatif.
d.      Hindari gambar-gambar yang seronok atau senonoh.

Adapun unsur – unsur yang terdapat dalam etika komunikasi massa di antaranya:

1.      Tanggung Jawab
Tanggung jawab mempunyai dampak positif. Dengan adanya tanggung jawab, media akan berhati-hati dalam menyiarkan atau menyebarkan informasinya. Seorang jurnalis atau wartawan harus memiliki tanggung jawab dalam pemberitaan atau apa pun yang ia siarkan; apa yang diberitakan atau disiarkan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada Tuhan, masyarakat, profesi, atau dirinya masing-masing. Jika apa yang diberitakan menimbulkan konsekuensi yang merugikan, pihak media massa harus bertanggung jawab dan bukan menghindarinya. Jika dampak itu sudah merugikan secara perdata maupun pidana, media massa haris bersedia bertanggung jawab seandainya pihak yang dirugikan tersebut protes ke pengadilan.

2.      Kebebasan Pers
Kebebasan yang bukan berarti bebas sebebas-bebasnya, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Dengan kebebasanlah berbagai informasi bisa tersampaikan ke masyarakat atau khalayak. Seperti bebas meliput, bebas menerbitkan berita tetapi telah melalui peraturan dan penginzinan yang ada.

3.      Masalah Etis
Jurnalis itu harus bebas dari kepentingan. Ia mengabdi kepada kepentingan umum. Walau pada kenyataannya bahwa pers tidak akan pernah lepas dari kepentingan-kepentingan, yang diutamakan adalah menekannya, sebab tidak ada ukuran pasti seberapa jauh kepentingan itu tidak boleh terlibat dalam pers. Ada beberapa ukuran norma
a.       Seorang jurnalis sebisa mungkin harus menolak hadia, alias “amplop, menghidari menjadi “wartawan bodrek”.
b.      Seorang jurnalis perlu menghindari keterlibatan dirinya dalam politik, atau melayani organisasi masyarakat tertentu, demi menghindari conflict of interest.
c.       Tidak menyiarkan sumber individu jika tidak mempunyai nilai berita (news value).
d.      Wartawan atau jurnalis harus mencari berita yang memang benar-benar melayani kepentingan public, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentutif yang dijadikan pegangan oleh pers.
e.       Seorang jurnalis atau wartawan harus melaksanakan kode etik kewartawanan untuk melindungi rahasia sumber berita. Tugas wartawan adalah menyiarkan berita yang benar-benar terjadi.
f.       Seorang wartawan atau jurnalis harus menghindari praktek plagrarisme

4.      Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan dan objektivitas di sini berarti dalam menulis berita wartawan harus akurat, cermat, dan diusahakan tidak ada kesalahan. Objektivitas yang dimakusd adalah pemberitaan yang didasarkan fakta-fakta di lapangan, bukan opini wartawannya Oleh sebab itu harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1.      Kebenaran adalah tujuan utama; orientasi berita yang berdasarkan kebenaran harus menjadi pegangan pkok setiap wartawan.
2.      Objektivitas dalam pelaporan beritanya merupakan tujuan lain untuk melayani pbulik sebagai bukti pengalaman profesional di dunia kewartawanan. Objektif itu berarti tidak berat sebalh; harus menerapkan prinsip cover both sides.
3.      Tiada maaf bagi wartawan yang melakukan ketidakakuratan dan kesembronoan dalam penulisan atau peliputan beritanya. Dalam hal ini, wartawan dituntuk untuk cermat di dalam proses peliputannya.
4.      Headline yang dimunculkan harus benar-benar sesuai dengan isi yang diberitakan.
5.      Penyiar radio atau reporter televisi harus bisa membedakan dan menekankan dalam ucapannya mana laporan berita dan mana opini dirinya. Laporan berita harus bebas dari opini atau bias dan merepresentasikan semua sisi peristiwa yang dilaporkan.
6.      Editorial yang partisansip dianggap melanggar profesionalisme atau semangat kewartawanan. Editorial atau tajuk rencana yang dibuat, meskipun subjektif sifatnya (karena merepresentasikan kepentingan media yang bersangkutan) harus ditekan untuk “membela” sat golongan dan memojokkan golongan lain. Praktik jurnalisme ini sangat sulit dilakukan oleh media cetak yang awal berdirinya sudah partisansip, tetapi ketika dia sudah mengklaim media umum, tidak ada alasan untuk membela golongannya.
7.      Artikel khusus atau semua bentuk penyajian yang isinya berupa pembelaan atau keseimpulan sendiri penulisnya harus menyebutkan nama dan identitas dirinya.

5.      Tindakan Adil untuk Semua Orang:
Media harus melawan campur tangan individi dalam medianya. Artinya, pihak media harus berani melawan keistimewaan yang diinginkan seorang individu dalam medianya. Sumber atau komunikator dari komunikasi massa merupakan sebuah organisasi terlembaga yang menentukan pesan apa saja yang akan disebarkan. Pesan bersifat terbuka karena semua orang mendapat isi pesan yang sama, mahal karena melibatkan beberapa tahapan encoding dan decoding serta diperlukannya teknologi untuk memproduksi dan menyebarkan pesan.
Proses umpan balik berjalan lambat dan sulit mendapatkan respons dari komunikator
  alis profesional mempercayai bahwa tujuan jurnalisme adalah untuk menyajikan kebenaran. Untuk itu, sejumlah prinsip etis harus dipakai seperti akurasi, objektif, natral, dan sebagainya (Kovach dan Rosenstiel, 2001).
Etika deskriptif (descriptive ethics) yaitu mempelajari dua hal yaitu personal morality dan social morality, yaitu menganalisis bermacam-macam aspek dari tingkah laku manusia seperti motif, niat dan tindakan-tindakan. Namun kajian etika deskriptif tidak berpretensi untuk memberi penilaian atas apa yang dilihat atau diamati. Etika normatif (normative ethics) yaitu mendasarkan penyelidikan atas prinsip-prinsip yang harus dipakai dalam kehidupan kita.
Dalam kajian etika normatif berupaya memberikan penilaian menurut ‘nilai dan kepentingan moral’ yang dimiliki oleh seseorang. Penilaian baik atau butuk sebuah content media didasarkan pada pertimbangan nilai yang dimiliki seseorang.

Norma adalah aturan-aturan yg dibuat berdasarkan kesepakatan bersama sebuah komunitas, kelompok, masyarakat yg menjadi pertimbangan dalam bertindak dan berprilaku terhadap diri dan orang lain, apakah baik atau buruk. Etika adalah penyelidikan, kajian, ilmu dan filosofi mnegenai pertimbangan baik dan buruk, indah dan jelek terhadap sesuatu. adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah proses, karena tanpa etika maka sebuah proses atau akan keluar dari tujuan dan fungsinya. Demikian halnya etika komunikasi massa, dengan adanya etika maka proses dalam komunikasi massa dapat sampai ketujuan. Dengan kata lainetika pers berhubungan dengan soal “keharusan” yakni upaya menemukan dan mencari hal-hal yang baik dan buruk. Pers yang etis adalah pers yang memberikan informasi dengan fakta yang benar dari berbagai sumber berita sehingga khalayak dapat melihat betapa luasnya bidang etika pers mulai dari pencarian berita, pengorganisasian data (news making process) sampai penulisan berita.

4.      Realitas Pelaksanaan Etika Komunikasi
Realitas dalam pelaksanaan etika merupakan suatu perilaku atau tindakan yang melambangkan itikad maupun perbuatan baik ketika melakukan suatu pekerjaan dengan kebebasan yang berlandaskan kemampuan serta kesadaran. Beberapa prinsip moral yang terkandung di dalam kode etik jurnalistik yaitu kejujuran, tanggung jawab, kritik yang membangun, serta ketepatan atau ketelitian.
Dari sudut pandang komunikasi, pembahasan mengenai hal ini akan lebih dominan terhadap etika itu sendiri. Agar dapat mengukur sesuatu sudah sesuai etika atau tidak adalah dengan melihat sejauh mana kualitas berkomunikasi yang dilakukan apakah sesuai dengan nilai, aturan, dan norma yang berlaku atau tidak.
Beberapa fakta yang terjadi di lapangan adalah sebagai berikut.
1.      Masih perlu diperjuangkan secara terus-menerus.
2.      Kurang independen.
3.      Pelaksanaan etika komunikasi mengalami banyak hambatan. Ini dikarenakan masing-masing elemen (pemerintah, media, dan masyarakat) memiliki kepentingan masing-masing.
4.      Tanggung jawab atau responsibility terhadap apa yang diberitakan berasal dari diri sendiri dan diberi sanksi oleh masyarakat.
5.      Tanggung jawab media massa hanya tercatat dalam kode etik jurnalistik. Hanya tercatat dan tidak diterapkan.
6.      Etika komunikasi massa di tempat kita masih sulit untuk ditegakkan.
Lalu bagaimana pelaksanaan etika komunikasi yang seharusnya? Berikut ini merupakan empat kategori pelaksanaan etika komunikasi massa.
1.      Truthfulness, yakni sesuai dengan kenyataan.
2.      Fairness, yakni tidak ada keuntungan pribadi dan terdapat cover both side.
3.      Privacy, yakni mampu menjaga privasi seseorang. Ada ranah yang pantas untuk diberitakan dan ada yang tidak.
4.      Responsibility, yakni harus bertanggung jawab terhadap segala yang diberitakan.



Daftar Pustaka.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Morissan. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : Ghalia Indonesia.
Fajar, Marhaen.2009i.Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Jakarta: Graha Ilmu.
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo
BM, Mursito. 2006, Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar). Surakarta Lindu Pustaka dan SPIKOM.
Nurudin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Uchjana Effendy, Onong. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja   Rosda Karya.
Charles, Robert. 1985 Mass Comminication : A Sosiological Perspective, terjemahan Lilawati dan Jalaluddin. Bandung: CV Remadja Karya.
Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.




Biografi Penulis
IMG_0078.jpgWama Ramaita, lahir di Pekabaru 22 Mei 1995. Tahun 2001 sampai 2007 menamatkan Sekolah Dasar di SD 003 Pulau padang, Kuatan Singgi. Tahun 2007 sampai 2010 menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN I Singingi, Kuansing. Tahun 2010 sampai 2013 menamatkan Studi di SMAN I Singingi, Kuansing. Tahun 20013 sampai sekarang sedang menempuh bangku perkuliahan di UIN SUSKA Riau, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relation, semester IV.
            Menulis mini book ini pengalaman pertamanya selama mengikuti bangku perkuliahan. Adanya sedikit kesulitan untuk menyusun tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Dengan terbentuknya sebuah mini book ini maka adanya berkeinginan menulis buku yang sesungguhnya.