Manajemen Komunikasi dan Organisasi
Mata Kuliah: Manajemen Public Relations
Dosen Pengampu: Suzy Yolanda Gusman, MA
Disusun Oleh:
Kelas: VI PR D
Kelompok 1
Akmal Hakim
Dhea Autari Pratiwi
Inda Puspita Sari
Sri Eka Putri
Rizka Pertiwi
Rofie Fadhely
Wama Ramaita
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUSKA RIAU
Manajemen Komunikasi dan Organisasi
A.
Arti dan Peran Komunikasi
1.
Arti
Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu bagian terpenting dari aktivitas
manusia. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa hamper delapan puluh persen waktu
aktivitas kita digunakan untuk berkomunikasi (Rakhmat, 1982). Demikian halnya
didalam kehidupan perusahaan, komunikasi memaikan peran sangat penting. Seorang
direktur utama yang memberikan pengarahan pada rapa pimpinan perusahaan,
seorang supervisor penjualan yang memberikan briefing (pengarahan)
setiap pagi kepada tenaga penjualan sebelum mereka berangkat kelapangan,
seorang research and development yang memberikan laporan kemajuan
pengembangan produk baru pada manajer produksi. Hal tersebut semuanya melakukan
komunkasi.
Istilah
komunikasi berasal dari bahasa latin commnunis yang artinya membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar communico
yang artinya membagi. Komunikasi (communication) adalah proses
penyampaian pesan yang mencangkup didalamnya informasi dan makna (meaning)
(Guffey: 2007) dari seseorang atau kelompok yang disebut sebagai pengirim pesan
(sender) kepada pihak lain yang menerima pesan (receiver).
Komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima pesan memahami pesan sebagaimana
yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
Kata komunikasi
menurut Onong Uchjana Effendi (1992: 3), yaitu berasal dari perkataan bahasa
latin: communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”.
Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus
terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau
pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Sementara itu,
proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan
(messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya
saling perngertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum
pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan
makna-makna dalam pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh
komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode).
2.
Peran
Komunikasi
Peran komunikasi sangat penting bagi manusia
dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat:
persuasif, edukatif, dan informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya
proses interaksi; saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan,
persuasi, informasi dan lain sebagainya. Proses penyampaian informasi/pesan
tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi,
khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau
dalam lambang yang sama. Pengertian pemakaian bahasa dapat bersifat kongkret
atau abstrak.
Bila dikaitkan dengan kegiatan Public
Relations, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam
penyampaian pesan-pesan (message)
demi tercapainya tujuan, dan pengertian bersama dengan publik, khalayak
sasarannya.
Dari pernyataan tersebut di atas, hal ini jelas
bahwa praktisi Humas/PR mutlak mempunyai keterampilan dalam menguasai aspek dan
teknis komunikasi, atau unsur-unsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu
sebagai berikut:
·
Source
·
Message
·
Channel
·
Effect
Seseorang tentu
saja tidak dapat berkomunikasi dengan patung karena akan sia-sia, sebab dia
tidak akan mendapatkan respon apapun. Pada saat seseorang berkomunikasi dengan
orang lain, dia berusaha memahami (perceive) respons yang diberikan oleh
orang lain tersebut. Kemudian dia akan memberikan reaksi dengan pikiran dan
perasaanya. Perilaku ini terus menerus dibentuk oleh respons internal dalam
dirinya sendiri terhadap apa yang dia lihat dan didengarnya. Artinya, hanya
dengan memperhatikan orang lain, dia akan mempunyai gagasan tentang apa yang
hendak dia katakana atau dia lakukan sebagai respon terhadap orang itu.
Tentunya, komunikan (patner)nya pun akan merespons perilakunya dengan
cara yang sama.
Proses
komunikasi tersebut diilustrasikasi sebagai berikut:
Seseorang
berkomunikasi menggunakan kata-kata dengan kualitas suaranya, dengan badannya (poster),
isyarat (gesture), dan raut muka
(expression). Seseorang tidak pernah tidak berkomunikasi. Dengan
demikian, komunikasi menyangkut suatu pesan yang mengalir dari satu orang
kepada orang lain. Bagaimana seseorang bisa tahu pasti bahwa pesan yang
diberikan sama persis seperti pesan yang mereka terima? Pertanyaan ini
menyadarkan kita bahwa fungsi komunikasi lebih dari sekedar kata-kata yang
diucapakan. Kata-kata adalah bagian kecil dari bentuk ungkapan atau ekpresi
manusia. Komunikasi tidak hanya berupa proses penyampaian dan penerimaan
informasi, tetapi juga memiliki peran dan fungsi sebagai proses membangun
hubungan antara pelaku komunikasi.
Kualitas hubungan
itu sangat ditentukan oleh tigas aspek, yaitu proses, manusia (human)
dan bukan manusia (non human), dan informasi.
Dengan demikian
intisari komunikasi adalah suatu berita. Komunikasi juga digunakan untuk
mengembangkan hubungan antar teman (pertemanan) dan membangun kepercayaan
antarindividu dan pertemanan seseorang dalam organisasi.
B.
Manajemen Komunikasi
Public
relations activity is management of communications between an organization and
its publics. (Aktivitas public relations merupakan manajemen komunikasi antara
organisasi dan publiknya).
Artinya
aktivitas utama Humas, salah satunya adalahnya melakukan fungsi-fungsi
“manajemen komunikasi” antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publik
sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra
positif, menciptakan kepercayaan, dan membina hubugan baik dengan stake
holder atau audiencenya, dengan kata
lain membangun identitas dan citra korporat (building corporate identity and
image). Manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public
relations, dengan methode of communication and state of being (kelembagaan),
yakni yang berkaitan erat dengan beberapa kegiatan utamanya:
1.
Human
Relations
Definisi
hubungan antara manusia (human relations) dalam praktik manajemen dapat dilihat
dalam arti luas dan pengertian yang lebih sempit.
a.
Human
Relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan orang atau
kelompok lain,yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/moral, aktivitas
sehari-hari. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah
pihak.
b.
Human
Relations dalam arti sempit, terjadinya suatu interaksi antara seseorang dan
orang/kelompok lainnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk penggiatan, dan
memotivasi semangat pekerja (etos kerja) dalam melaksanakan suatu pekerjaan,
untuk menciptakan kepuasan bekerja, sense of
belonging (rasa memiliki) yang dikaitkan dengan peningkatan
produktivitas perusahaan.
Prinsip-prinsip
dalam human relations pada suatu lembaga atau pada sebuah perusahaan, yaitu
sebagai berikut :
·
Importance
of individual
·
Saling
meneirma (Mutual acceptance)
·
Standar
moral yang tinggi (High moral standard)
·
Kepentingan
bersama (Common interest)
·
Keterbukaan
komunikasi (Open communications)
·
Partisipasi
2.
Manajemen
Komunikasi
Organisasi yang
merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajeman adalah sesuatu
yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas
antara pimpinan dan bawahan dalam suatu sistem manajemen modern.
Jabatan pimpinan
dalam manajemen PR/Humas biasanya disebut manajer Humas dan berfungsi sebagai
pimpinan sekelompok karyawan. Dia berwenang untuk membentuk kelompok-kelompok
kecil, mengangkat ketua kelompok dan kemudian membuat mereka bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu memimpin beberapa
orang/karyawan sebagai tenaga pelaksananya.
Jadi dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa komunikasi dalam sebuah organisasi kekaryaan
dapat ditinjau dari dua aspek, yakni pertama aspek manajamen komunikasi (communication
management), dan kedua aspek hubungan antar manusianya (human relations).
C.
C.
Komunikasi dalam Organisasi
Menurut M.T Myers & G.E. Myers, dalam
bukunya Management of Communication yang
diterjemahkan oleh A. Hasymi Ali. Komunikasi memungkin seseorang untuk
mengoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Akan tetapi komunikasi tidak hanya sekadar penyampaian informasi/pesan
dan pentransferan makna saja. Komunikasi mengandung arti suatu proses
transaksional, yaitu komunikasi yang dilakukan seseorang dengan pihak lainnya
dalam upaya-upaya mempertukarkan suatu simbol/lambang, dan membentuk suatu
makna serta mengembangkan harapan-harapannya.
Meskipun semua komunikasi mengandung unsur
informasi, tetapi tidak semua informasi mempunyai nilai-nilai komunikatif.
Informasi merupakan sebuah payung atau konsep besar yang meliputi komunikasi,
dengan demikian jelaslah bahwa komunikasi merupakan salah satu tipe khusus dari
informasi. Kesimpulannya, fungsi sesungguhnya dari informasi adalah untuk
mengurangi ketidakpastian dalam suatu sistem komunikasi di suatu lembaga atau
organisasi.
Ada pakar komunikasi yang berpendapat, untuk
menghadapi serbuan informasi yang masuk tanpa mengenal batas negara (borderless country) di era globalisasi
ini, baik melalui media cetak maupun elektronik, terdapat tiga teknik yang
dapat dipergunakan oleh para pejabat humas. Pertama, mengikuti arus dengan
mengabaikan sikap konsistensi dan lebih akomodatif. Kedua, mencoba untuk
menentang arus secara konfrontatif-emotif atau defentif, dan ketiga adalah
mencari cara untuk mengelola arus informasi tersebut (how to manage of
informations) secara argumentatif-rasional, baik informasi yang masuk (input)
maupun keluar (output) dikaitkan dengan kepentingan yang dapat menguntungkan
bagi posisi atau bermanfaat bagi kepentingan lembaga/organisasi yang
diwakilinya dan termasuk demi kepentingan nasional
Berdasarkan
pihak yang diajak untuk berkomunikasi, komunikasi yang dilakukan oleh manajer
dalam suatu organisasi dibagi kedalam dua kategori, yakni berkomunikasi
internal dan komunikasi eksternal.
1.
Komunikasi
Internal (Internal communication)
Komunikasi
jenis ini dilakukan oleh seorang manajer dengan berbagai pihak didalam
lingkungan organisasi. Pola komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi internal
bisa terbentuk pola komunikasi vertikal (komunikasi antar atasan dengan
bawahan atau antara bawahan dengan atasan), komunikasi horizontal (komunikasi
antar manajer dengan koleganya atau antara karyawan dengan koleganya), dan komunikasi
berbentuk jaringan (network) (misalnya komunikasi antara manajer pemasaran
dengan staf penelitian dan pengembangan untuk mediskusikan perkembangan produk.
Berdasarkan isi (content)
komunikasi yang dilakukan antara manajer komunikasi yang dilakukan oleh seorang
manajer dengan berbagai pihak, komunikasi internal dapat dibagi menjadi komunikasi
formal (formal communication) dan komunikasi informal (informal
communication atau disebut juga dengan grapevine). Komunikasi
formal (formal communication) adalah komunikasi yang berhubungan
dengan kegiatan pekerjaan (business related/work related) dan biasanya
terdapat dokumentasi atas dokumentasi yang dilakukan. Sebagai contoh,
pengarahan dalam suatu rapat yang dilakukan seorang manajer merupakan bentuk komunikasi
formal. Setelah rapat usai biasanya dibuatkan minutes of meeting
(risalah pertemuan) yang akan dibagikan kepada para peserta rapat dan
dikumentasikan oleh sekretaris perusahaan sebagai dokumen. Sedangkan komunikasi
informal (informal communication) adalah komunikasi yang dilakukan
oleh manajer dengan para publiknya di dalam suatu organisasi baik berhubungan
dengan bisnis mampun tidak memiliki hubungan bisnis. Pada jenis ini tidak
dilakukan dokumentasi oleh perusahaan terhadap komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi
External (External Communication). Komunikasi external ini terjadi
antara manajer dalam suatu perusahaan dengan pihak lain diluar perusahaan.
Sebagai contoh, bagian pemasaran melakukan komunikasi dengan para pelanggan
untuk meperoleh jasa yang diberikan oleh perusahaan, manajer sumber daya
manusia melakukan komunikasi dengan lembaga pemasol tenaga kerja untuk
menyampaikan informasi lowongan kerja yang terdapat di perusahaan serta
menyampaikan berbagai persyaratan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh
calon tenaga kerja. Demikian pula pada saat manajer produksi berkomunikasi
dengan pemasok untuk membicarakan perkembangan harga bahan baku dan negoisasi
syarat-syarat perdagangan, maka manajer produksi tersebut tengah melakukan
komunikasi eksternal.
D.
Determinasi
Masyarakat Informasi
Dikaitkan dengan pembahasan pengendalian arus
informasi tersebut di atas, terdapat mitos ketiadaan ruang, jarak dan waktu
akibat kemajuan teknologi di era globalisasi ini. Sehingga Alvin Tofler (1988),
seorang futurolog menyatakan bahwa abad ke 21 milenium ketiga akan menjadi abad
informasi yang mengglobal dan melanda setiap negara. Tidak ada lagi batasan
teritorial suatu negara, serta tidak ada lagi sesuatu kejadian yang dapat
disembunyikan atau ditutup-tutupi oleh setiap negara bersangkutan.
Gejala tersebut sudah terlihat, suatu kejadian
atau peristiwa di sebuah negara dengan seketika akan diketahui oleh pemirsa TV
di negara lain melalui berita/informasi yang disampaikan dalam waktu relatif
singkat dan bersamaan, menggunakan sistem satelit berteknologi tinggi. Hal
tersebut menyebabkan masyarakat tidak akan mampu lagi menolak kebutuhan
informasi tersebut. Bahkan cepat atau lambat, informasi akan menginduksi ke
bidang-bidang kehidupan seperti ekonomi, politik, budaya dan sosial lainnya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Marsal
Mc Lucan dalam bukunya Understanding Media (1964), telah meramalkan bahwa dunia
akan menjadi sebuah perkampungan besar (global
village). Suatu tempat di mana umat manusia akan hidup dalam satu
perkampungan yang tidak agi terkotak-kotak oleh batas wilayah teritorial suatu
negara, tempat dan waktu. Menurut penulis gejala atau fenomena global village
tersebut akan mengubah wajah dunia menjadi “masyarakat informasi” di dalam era
globalisasi dengan informasi serba terbuka, cepat dan akurat melalui sistem
informasi serba terkomputerisasi.
Alasan lain terjadinya perubahan pola kehidupan
masyarakat internasional, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri
(abad 20), kemudian memasuki abad ke 21 akan terjadi pergeseran lagi, termasuk
masyarakat Indonesia tidak terhindarkan menjadi trend masyarakat informasi yang
secra mengglobal akan melanda dunia, sehingga dampak dari kemajuan teknologi
“abad informasi”.
E.
Management By
Objective (MBO)
Menurut Frank Jefkins (1992) yang dirangkum
dari definisi public relations, bahwa fungsi dan tujuan manajemen PR/humas
untuk menunjang fungsi kegiatan manajemen organisasi perusahaan adalah
berdasarkan mencapai tujuan (objektif) atau disebut dengan management by
objective, secara efisien dan efektif melalui proses komunikasi yang terencana,
baik ke dalam maupun ke luar antarorganisasi dengan publiknya dalam mencapai
tujuan yang spesifik berlandaskan saling pengertian (mutual understanding), dan
saling mendukung (mutual supporting) antarpimpinan dan bawahannya atau
sebaliknya dalam melaksanakan kerja sama suatu tim terkoordinasi secara
objektif dan efektif untuk mencapai sasaran tujuan utama organisasi atau
perusahaan.
1.
Konsep MBO (Management by Objective)
Manajemen Public Relations menurut Frank
Jefkins bahwa metodenya adalah melalui model manajemen berdasarkan pencapaian
tujuan objektif atau dikenal dengan istilah MBO. Sedangkan menurut Otto
Lerbinger yang diktip oeh Effendi (1992), secara umum evaluasi keberhasilan
untuk menentukan kemajuan bidang manajemen PR/Humas berdasarkan suatu konsep
management by objective, yaitu sebagai berikut :
·
Penerapan motivasi untuk pencapaian tujuan
bersama antara pimpinan dan bawahan untuk memperoleh satu bahasa.
·
Melibatkan setiap karyawan dan manajer untuk
berdiskusi, bersepakat, otonom dengan mengikat tanggung jawab penugasan,
pelaksanaan dan pencapaian tujuan dalam waktu yang ditentukan secara
bersama-sama.
·
Proses dan pengecekan pelaksanaan perencanaan
kerja dilakukan secara bersama-sama antarpimpinan dan bawahan.
·
Proses MBO dalam menajemen PR pada suatu
manajemen organisasi perusahaan melalui teknik-teknik pengorganisasian.
2.
Pengertian Management by Objective – MBO
Secara garis besar bahwa pengertian MBO
(Management by objective), merupakan proses di mana manajer tingat bawahan dan
atasan secara bersama-sama mengidentifikasikan tujuan umum organisasi, termasuk
menetapkan kawasan tanggung jawab setiap individu untuk menetapkan kawasan
tanggung jawab setiap individu untuk menetapkan hasil yang diharapkan.
3.
Ciri-ciri Management by Objective
Management by objective (MBO) yang sering
disebut dengan manajemen berdasrkan sasaran, khususnya telah banyak dipakai
dalam model manajemen PR/Humas di berbagai perusahaan masa kini atau demi
kepentingan dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi pada umumnya.
Maka ciri-ciri dari model MBO, yaitu :
a.
Terdapat interaksi antara atasan dan bawahan.
b.
Pimpinan (manajer) dan karyawan (bawahan)
menentukan bersama sasaran dan kriteria suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c.
Penekanan pada sasaran kerja masa sekarang dan
tujuan hasil masa yang akan datang perusahaan.
d.
Penerapan MBO berdasarkan prinsip-prinsip “satu
langkah ke bawah” dengan melalui proses.
F.
Konsep dan
Fungsi Manajemen Komunikasi Organisasi
Pendekatan atau asumsi yang tepat dan relevan
menurut rumusan : Gary Cronkhite dalam bukunya Communication and Awareness,
Cumming Publishing, Co. Inc. California, (1976), ada empat pendekatan atau
asumsi pokok untuk memahami tentang komunikasi, yaitu :
a.
Komunikasi merupakan suatu proses
b.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan
c.
Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat
multidimensional
d.
Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai
tujuan-tujuan atau maksud ganda
1.
Konsepsi Komunikasi
Menurut H. Anwar Arifin dalam bukunya Ilmu
Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, diterbitkan Rajawali Pers (1988),
Komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna, dan oleh karena itu,
komunikasi dapat dibedakan berdasarkan sebagai berikut :
a.
Komunikasi sebagai proses sosial
Peranan komunikasi dalam proses sosial banyak
dikaitkan dengan terjadinya perubahan sosial (sosial change), misalnya mampu
memepengaruhi atau mengubah sikap tindak, perilaku, dan pola pikir masyarakat,
terutama dalam menerima ide, gagasan, informasi dan teknologi baru. Dalam
periklanan yang ditayangkan di berbagai media massa tersebut diciptakan life
style, tren baru bergengsi dan lain sebagainya yang berpengaruh terhadap pola
konsumsi masyarakat.
b.
Komunikasi sebagai peristiwa
Komunikasi merupakan suatu gejala atau
berkaitan dengan suatu peristiwa. Dan karena itu maka komunikasi dapat
dibedakan berdasarkan waktu, lokasi atau kawasan.
c.
Komunikasi sebagai ilmu
Komunikasi ini berkaitan dengan etnografi
(bahasa) komunikasi, sosiologi (kemasyarakatan) komunikasi, psikologi
komunikasi dan teknologi komunikasi. Termasuk komunikasi yang berkaitan dengan
aplikasinya.
d.
Komunikasi sebagai kiat-kiat dan ketetampilan
khusus
Pengertian komunikasi di sini adalah
dipandang sebagai skill atau
keterampilan tertentu dalam dunia public relations/Humas.
2.
Manajemen Komunikasi Organisasi
Salah satu perilaku khas sifat manusia yang
sekaligus membedakannya dengan makhluk-makhluk lain adalah penggunaan
simbol-simbol untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Artinya komunikasi
merupakan basis untuk mengadakan kerja sama, interaksi dan menebarkan pengaruh
dalam manajemen organisasi, misalnya dalam hal sebagai berikut :
·
Pengambilan keputusan berdasarkan informasi
yang di terima
·
Menyampaikan informasi yang diperlukan untuk
mengambil keputusan
·
Memegang peranan penting dalam proses
kepengawasan
·
Untuk menetapkan sasaran dan tujuan
Menurut M. T. Myers & G. E. Myers
(1987), fungsi komunikasi sebagai pembentuk pola suatu tingkat organisasi dapat
dianalisis, antara lain sebagai berikut :
a.
Produksi dan pengaturan
·
Menentukan rencana sasaran dan tujuan
·
Merumuskan bidang-bidang masalah
·
Mengoordinasi tugas-tugas secara fungsional
·
Instruksi, petunjuk, dan perintah untuk
melaksanakan fungsi serta tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan
·
Mengembangkan sistem prosedur instruksi,
pelaksanaan tugas atau fungsi, dan kebijaksanaan umum perusahaan
·
Memimpin dan mempengaruhi serta untuk
memotivasi bawahan
·
Untuk menilai prestasi karyawan
b.
Sosialisasi dan pemeliharaan
·
Berkaitan dengan yang mempengaruhi harga diri,
kebanggaan, rasa memiliki, dan tanggung jawab dari pihak bawahan.
·
Human relations antarpribadi dan manajemen
organisasi
·
Memotivasi untuk menyatukan keinginan dan
tujuan antara individu-individu dengan sasaran dan tujuan pokok perusahaan.
3.
Jaringan Komuikasi
Organisasi
terdiri dari orang-orang yang menduduki suatu posisi atau peranan tertentu. Di
antara orang-orang tersebut terjadi pertukaran pesan/informasi melalui jaringan
komunikasi (comunication networking). Suatu jaringan komunikasi akan berbeda
dalam sistem dan struktur antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Begitu
juga peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur
antara satu individu dengan individu lainnya, maka hubungan tersebut akan
ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus imformasi dalam
jaringan sistem komunikasinya.
Menurut
Stephen P. Robbins dalam bukunya, Organization Behavior: concepts,
controversies and aplications. Second Edition, Prentice-Hall, Inc, Englewood
Cliffs, New Jersey, (1983), bahwa dalam organsasi pada umumnya dikenal dengan
lima model jaringan komunikasi, yaitu sebagai berikut :
a.
Model Rantai (Chain)
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat
lima tingkatan dalam jejang hierarkisnya dan hanya dikenal sebagai sistem
komunikasi arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward). Artinya model
tersebut menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas
atau ke bawah tanpa terjadi suatu penyimpangan.
Model ini banyak di anut pada jaringan komunikasi dalam manajemen
operasi militer, laporan keuangan (acounting), pembayaran gaji (payroll) dan
yang bersifat sanagt kaku.
b.
Model Roda (Wheel)
Sistem jaringan komunikasi di sini menjadikan
semua laporan, instruksi, perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang
yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih.
c.
Model Lingkaran (Cirle)
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada
semua anggota/staf bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hierarki
tetapi tanpa ada kelanjutannys pada tingkatan yang lebih tinggi, dan hanya
terbatas pada setiap level.
d.
Model Saluran Bebas (All-channel)
Model jaringan komunikasi sistem ini merupakan
pengembangan model lingkaran (cirle). Di dalam model ini semua tingkatan dalam
jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa
yang menjadi tokoh sentralnya.
e.
Model Huruf “Y”
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di
sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai (chain), yaituterdapat empat level
jenjang hierarki, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang
mungkin berbeda devisi/departemen.
Menurut Dr. Arni Muhammad dalam bukunya yang
berjudul Komunikasi Organisasi, (penerbit Bumi Aksara, Jakarta 1992),
menyatakan bahwa dari hasil analisis jaringan komunikasi tersebut dapat
diketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam organisasi dengan
kelompok tertentu. Dengan demikian, jaringan komunikasi memilik enam peranan,
yaitu :
a.
Opinion Leader
Merupakan pimpinan formal dalam organisasi yang
dapat membimbing tingkah laku, atau sikap tindak para anggota organisasi dan
dapat mempengaruhi keputusan.
b.
Gate Keepers
Individu-individu yang mengontrol arus
informasi di antara anggota organisasi. Gate keepers memiliki kewenangan
memutuskan apakah informasi tersbut penting atau tidak.
c.
Cosmopolites
Fungsi Humas yang merupakan penghubung suatu
komunikasi dengan publik eksternal (community relations) atau lingkungannya.
d.
Bridge
Merupakan anggota kelompok tertentu dalam suatu
organisasi yang menghubungkan kelompok satu dengan kelompok lainnya.
e.
Liaison
Bukan merupakan anggota kelompok dan bertindak
sebagai penghubung (liaison) dengan kelompok lainnya.
f.
Isolate
Anggota organisasi yang mempunyai kontak
minimal dengan orang lain dalam suatu organisasi.
4.
Strategi Komunikasi PR
Menurut Cutlip, Center & Broom (2000:424).
a.
Kredibilitas
Komunikasi itu dimulai dari suasana saling
percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secar sungguh-sungguh.
b.
Konteks
Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang
disampaikan harus jelas serta sikap partisipatif.
c.
Isi
Pesannya menyangkut kepentingan orang
banyak/publik sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat
secara umum bagi masyarakat.
d.
Kejelasan
Pesan harus disusun dengan kata-kata yang
jelas, mudah dimengerti, serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator
dan komunikan
e.
Kontinius dan Konsistensi
Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah
berarhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai
variasi pesan.
f.
Saluran
Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya
serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran.
g.
Kapabilitas Khalayak
Memperhitungkan kemampuan yang dimliki oleh
khalayak. Komunikasi dapat efektif apabila memiiki faktor-faktor yang bermanfaat
seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan membaca dan pengmbangan
pengetahuan.
5.
Unsur Permusan Komunikasi Organisasi dan
Komunikator PR
Dalam
hal ini dikenalkan dengan unsur-unsur 7P dalam komunikasi organisasi, yang
dilaksanakan oleh peranan Public Relations sebagai komunikator, yaitu :
a.
People
b.
Process
c.
Plans
d.
Practices
e.
Product
f.
Plant
g.
Publications
6.
Pengolahan Data dan Informasi
Ir.
Kusmartono, D, MPA memberikan definisi tentang data dan informasi : “Data
adalah faktor kadaryang berdiri sendiri-sendiri jika dikumpulkan serta diolah
akan menghasilkan suatu pengertian. Pengertian itu disebut informasi, yang
dimanfaatkan penerimanya guna menambah pengetahuan, pengertian, dan
inteligensinya”.
Data
dapat bersifat primer, yaitu data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Data
juga dapat bersifat sekunder, yaitu data yang sudah tersedia dan di peroleh
berdasarkan catatan, angka-angka, statistik, referensi atau kepustakaan dan ain
sebagainya.
Prinsip-prinsip pengolahan data dan informasi,
menurut F. Rachmadi :
·
Data atau informasi yang terlalu banyak masuk
tidak akan mungkin di pelajari oleh pimpinan/manajemen.
·
Data yang dikumpulkan tidak benar, akan
menghasilkan informasi yang tidak benar pula.
·
Penyajian informasi tidak konsisten akan dapat
menimbulkan salah penafsiran.
·
Informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan,
Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Cangara,
Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Pers
Solihin,
Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga
Nurjaman,
Kadar. 2012. Komunikasi & Public Relations. Bandung: Pusaka Setia
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....