WAMA RAMAITA
KOMUNIKASI
MASSA
IV PR D
11343200260
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini book ini
dengan pembahasan
tentang “Komunikasi Massa”. Sholawat
dan salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing
umat manusia dari gelapan menuju jalan yang terang benderang dan dipenuhi
teknologi yang canggih seperti sekarang ini dengan atas ridho Allah SWT.
Mini book ini mencoba memberikan
gambaran bagaimana komunukasi massa ini diperlukan dalam masyarakat luas. Dalam
penulisan ini penulis berusaha menguraikan pengantar komunikasi massa secara
rinci. Seperti pada bab pertama membahas tentang memahami pengertian dan karakteristik
komunikasi massa, bab kedua membahas tentang asal-usul komunikasi massa, bab
ketiga membahas tentang fungsi komunikasi massa, bab keempat mebahas tentang
elemen komunikasi massa, bab kelima membahas tentang proses dan model
komunikasi massa, bab keenam membahas tentang teori komunikasi massa, bab
ketujuh membahas tentang efek komunikasi massa, bab kedelapan membahas tentang
memahami etika komunikasi massa.
Walaupun penulis sudah berupaya
semaksimal mungkin, untuk menyelesaikan mini book ini, penulis tetap menyadari
penulisan mini book ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan
disana-sini, seperti materi yang kurang jelas maupun cara penulisannya.
Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis sangat mengharapkannya.
Akhirnya dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan
dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian dan mengarahkan
pembuatan mini buku ini, mudah-mudahan Allah SWT akan membalas dengan pahala
yang berlipat ganda dan makalah ini selalu mendapat ridho dari-Nya, amin.
Pekanbaru, 16 Juni 2015
Wama Ramaita
Daftar
Isi
Kata Pengantar........................................................... 1
Daftar Isi...................................................................... 3
Bab I Memahami Pengertian dan
Karakteristik Komunikasi Massa 7
Munculnya Media Komunikasi Massa.......................... 7
Defenisi Komunikasi Massa.......................................... 8
Ruang Lingkup.............................................................. 9
Ciri-ciri Komunikasi Massa........................................... 10
Mengapa Perlu Mempelajari
Komunikasi Massa........... 10
Karakteristik Komunikasi
Massa……………………... 11
Bab II Asal-Usul Komunikasi Massa......................... 12
a.
Zaman Tanda dan
Isyarat.................................. 12
b.
Zaman Bahasa
Lisan......................................... 13
c.
Zaman Cetak..................................................... 14
d.
Zaman Komunikasi
Massa................................ 16
Bab
III Fungsi Komunikasi Massa............................ 19
A. Fungsi
Komunikasi Menurut Para Ahli…… 19
1. Joy Black dan Frederick J Whitney…………...19
2. Wibur Schram……………………………….... 19
3. John Vivian…………………………………... 20
4. Charles R Wright……………………………... 20
5. Harold D. Lasswell…………………………... 20
6. Alexis Tan……………………………………. 21
7. Josep R Dominick……………………………. 21
8. Onong Uchjana Effendy……………………... 22
9. Nuruddin……………………………………... 23
B. Fungsi
Komunikasi Massa Secara Umum… 23
1. Informasi........................................................... 23
2. Hiburan.............................................................. 24
3. Persuasi.............................................................. 25
4. Transmisi Budaya.............................................. 26
5. Mendorong Kohesi Sosial................................. 26
6. Pengawasan....................................................... 27
7. Korelasi............................................................. 28
8. Pewarisan Sosial................................................ 28
Bab
IV Elemen Komunikasi Massa........................... 30
a.
Komunikator..................................................... 30
b.
Isi....................................................................... 30
c.
Audience........................................................... 31
d. Umpan Balik..................................................... 32
e. Gangguan.......................................................... 33
f. Gate keeper………............................................ 34
g. Pengatur............................................................. 35
h.
Filter.................................................................. 36
Bab
V Proses dan Model Komunikasi Massa............37
A. Proses Komunikasi Massa........................................37
B.
Model-Model
Komunikasi Massa............................38
1.
Model
Alir Satu Tahap…………………………38
2.
Model
Alir Dua Tahap.........................................39
3.
Model
Alir Banyak Tahap....................................41
4.
Model
Melvin DeFleur........................................41
5.
Model
Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble
6.
Model
HUB.........................................................42
7.
Model
Black dan Whitney...................................43
8.
Model
Bruce Westley dan Malcom McLean.......43
9.
Model
Maletzke...................................................44
10.
Model
Bryant dan Wallace.................................44
11.
Model
C. Shannon dan W. Warren Weaver…...45
12.
Model
Harold Lasswell………………………..46
Bab VI Teori Komunikasi Massa..............................48
Penerapan Teori Komunikasi Massa.............................48
A.
Hypodermic Needle Theory......................................48
B. Cultivation
Theory....................................................48
C. Cultural Imperialism Theory....................................49
D. Media Equation Theory............................................49
E.
Spiral
of Silence Theory...........................................50
F.
Technological
Determinism Theory.........................51
G. Diffusion of Inovation Theory..................................52
H. Uses and Gratifications Theory................................54
I.
Agenda
Setting Theory.............................................55
J.
Media
Critical Theory..............................................55
Bab VII Efek Komunikasi Massa...............................57
1. Jenis-jenis
Efek........................................................57
1.
Efek
primer..........................................................57
2.
Sekunder..............................................................57
2.
Teori-teori
efek.........................................................58
1.
Efek
Tidak Terbatas.............................................58
2.
Efek
Terbatas........................................................58
3.
Efek
Moderat........................................................59
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efek.................. 59
a.
Efek
Kehadiran Media Massa………………….59
b.
Efek
Sosial Media Massa………………………60
Bab
VIII Memahami Etika Komunikasi Massa........61
1. Pengertian Etika Komunikasi
Massa........................61
a.
Pengertian
Etika, Moral, dan Akhlak………….61
b.
Pengertian
Etika Komunikasi Massa…………..62
2. Mengapa etika Komunikasi Massa harus
dipahami....................................................................62
3. Etika Komunikasi
Massa…………………………...64
4.
Realitas Pelaksanaan
Etika Komunikasi..................70
Daftar
Pustaka.............................................................72
Biografi
Penulis………………………………………74
BAB I
MEMAHAMI PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA
1. Munculnya Media Komunikasi Massa
Masyarakat modern tidak lepas dari media massa, dengan dibuktikan
adanya masyarakat menggunakan media massa dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Mereka tidak lepas dari media, karena mereka menganggap media massa adalah alat
sebagai kebutuhan. Karena semua yang kita ketahui informasi tentang kondisi
sosial, ekonomi, politik dan budaya dari media massa. Masyarakat pengguna media
massa kadang-kadang diatur oleh media,
seperti adanya pertandingan sepak bola jam 3 malam kita harus mengatur waktu
tidur.
Media massa dalam komunikasi massa meliputi, media elektronik, medi
cetak dan media baru. Media elektronik seperti TV, radio film. Media cetak
meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku. Dan media baru yang banyak
digunakan oleh khalayak luas yaitu internet. Karena Fokus kajian komunikasi
massa adalah media massa.
Walaupun media massa banyak digunakan oleh masyarakat, namun media
massa memberikan banyak dampak dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan
budaya seperti: menambah pengetahuan dan cakrawala berfikir, perubahan perilaku
: imitasi, peruban sikap, gaya hidup. Seperti gaya hidup sehat dari sampah,
sikap lebih sopan dan beretika, perubahan sosial masyarakat : tradisional ke modern. Seperti
dalam bidang ekonomi yang dulunya menggunkan tenaga manusia sekarang mengunakan
mesin sehingga mempercepat produksi, perubahan budaya, yaitu perubahan budaya
berpakaian masyarakat, mempengaruhi opini public, yaitu adanya pendapat
masyarakat tentang realita kepemerintahan di Negara, dan kontrol sosial, yaitu
media massa bisa mengontro sosial dari jarak jauh. Sehingga bisa mengetahui
bagaimana keadaan masyarakat terpencil.
2.
Definisi komunikasi massa
Banyak definisi
komunikasi massa yang dikemukan oleh para ahli yaitu:
a. Menurut
Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188), komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi
komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu
Gerbner.
b. Menurut
Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
c. Menurut
Rakhmat (Rakhmat, 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat.
Komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa (cetak atau elektronik). Komunikasi
massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial
ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus media massa. Jadi,
sekalipun komunikasi itu di sampaikan kepada khlayak yang banyak, jika tidak
menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang
termasuk media massa adalah : radio siaran dan televisi –keduanya dikenal
sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah –keduanya disebut sebagai
media cetak; serta media film.
3.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup
komunikasi massa yaitu khalayak. Dengan komunikasi massa ini, mendefinisikan
bagaimana masyarakat memanfaatkan media massa yang tersebar disetiap pelosok
daerah. Sehingga masyarakat tidak ketinggalan dalam hal informasi. Dan
memanfaatkan media massa demi mememnuhi kepuasan sebagai suatu kebutuhan hidup
yang personal.
4.
Ciri-ciri Komunikasi Massa
Adapun
ciri-ciri komunikasi massa, yaiutu:
1. Menggunakan
media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2.
Komunikator
memiliki keahlian tertentu.
3.
Pesan searah dan
umum, serta melalui proses produksi dan terencana.
4.
Khalayak yang
dituju heterogen dan anonim.
5.
Ada pengaruh
yang dikehendaki.
6.
Dalam konteks
sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta
sebaliknya.
7.
Hubungan antara
komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat
pribadi.
5.
Mengapa Perlu Mempelajari Komunikasi Massa
Setiap hal yang
menyangkut kehidupan masyarakat harus diketahui dan mempelajari lebih dalam.
Karena menyangkut massa yang luas, oleh karena itu komunikasi massa ini penting
dipelajari dan diketahui. Karena komunikasi massa mempunyai fokus kajiannya
adalah media massa. Kita tahu dimanapun kita berada kita tidak terlepas dengan
media massa. Sekalipun sibuk maupun capek bekerja, hal ini tidak bisa
terlepaskan. Lebih mengejutkan lagi media massa inilah yang menghilangkan rasa
capek seharian beraktivitas.
6.
Karakteristik Komunikasi
Massa
Adapun
karakteristik komunikasi meliputi:
a.
Ditujukan ke khalayak luas, heterogeen, tersebar,
anonim serta tidak mengenal batas geografis dan kultural.
b.
Bersifat umum bukan perorangan.
c.
Penyampaian pesan berjalan secara cepat dan
mampu menjangkau khalayak yang luas dalam waktu yang relatif singkat (messages
multiplier)
d.
Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah
e.
Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana,
terjadwal dan terorganisir.
f.
Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala
tidak bersifat temporer.
g.
Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan
(sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain).
BAB II
ASAL USUL KOMUNIKASI MASSA
Media massa
(sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu membentuk masa depan depan
umat manusia. Salah satu alasannya adalah bahwa media massa kita yang kan
tumbuh pesat, pertumbuhan tersebut merupakan dampak sejarah proses komunikasi
manusia. Adapun perubahan yang terlihat yaitu perubahan perilaku (yaitu gaya
hidup, pragmatis, hedonis, dan konsumerisme) dan perubahan sosial (yaitu dari
masyarakat tradisional kemasyarakat modern). Sejarah eksistensi manusia akan
lebih tepat bila dijelaskan dengan teori transisi (theory of transitions). Inti
teori ini bahwa ada perbedaan tahapan di dalam sejarah perkembangan komunikasi
manusia.
Menurut Melvin De Fleur dan Sandra J. Ball-Rokeach dalam bukunya
Theories of Mass Communication (1989) disebutkan ada lima Revolusi
komunikasi massa yaitu:
a.
Zaman Tanda dan
Isyarat ( the age of sign and signal )
Pada zaman ini adalah awal sejarah perkembangan
manusia. Bisa dikatakan, proses komunikasi manusia lebih berdasarkan
insting(meski masih rendah) dan bukan pada rasionya. Era ini menggunakan gerak
isyarat,bunyi-bunyian,dan jenis tanda lain yang dapat digunakan dalam proses
komunikasi. Pada massa ini peran indera pendengar dan faktor fisik menjadi alat
yang paling penting dalam proses komunikasi. contohnya: geraman, dengkuran,
jeritan. Semua itu tergantung pada keadaan fisiknya.
Perkembangan penting komunikasi dalam era ini
adalah digunakannya bahasa dan tanda isyarat sebagai alat komunikasi. Gerak isyarat
dan tanda itu dikenal dengan komunikasi non verbal. Sistem yang dilakukan
manusia era ini masih sangat sederhana dan lambat,alat yang digunakanpun masih
kuno dan terbatas. Namun keterbatasan ini tetap mempunyai dampak penting bagi
kehidupan sosial merekakhususnya dalam proses pemikirannya,dan berdampak dalam
proses pertukaran pesan kepada orang lain.
b.
Zaman Bahasa
Lisan ( the age of speech and language )
Masa ini berjalan kira-kira 300.000 tahun-200.000
tahun SM. Era ini ditandai dengan mulai lahirnya embrio kemampuan untuk
berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi cirri utama
era ini. Cro Magnon mempunyai struktur tengkorak,lidah,dan kotak suara seperti
yang kita punyai.Ini dapat menjadi bukti bahwa mereka mempunyai kapasitas untuk
berbicara. Asal usul percakapan dan bahasa itu muncul sekitar 35.000-40.000 SM.
Pada zaman ini manusia Cro Magnon bisa berkembang karena mereka bisa
menggunakan percakapan dan bahasa sebagai alat komunikasi. Selain itu adapun
keuntungan lain yang didapat yaitu mereka dapat mengkonseptualisasi dan
merencanakan, berburu dengan lebih terkloordinir,dan usaha melakukan
perlindungan secara lebih baik.
Kata-kata, angka,dan simbol lain termasuk aturan berbahasa yang telah dibangun.
Dengan sistem simbolik yang dimiliki, individu dapat mengklasifikasi, mengirim,
menerima dan mengerti pesan lebih baik. Perubahan komunikasi percakapan dan
bahasa telah menghantarkan budaya mereka berubah secara drastic dari hanya
berburu ke pembangunan peradaban klasik yang besar dan monumental.
c.
Zaman Cetak ( the
age of print )
Salah satu penyempurnaan paling besar dari
perkembangan manusia berkomunikasi adalah ditemukannya cetakan. Sebelum abad
ke-15 orang-orang Eropa memproduksi buku-buku dengan menyiapkan manu scripi
(salinan yang dicetak menggunakan tangan).Hal penting yang mengikuti
perkembangan era cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam
tulisan.
Penemu cetakan pertama kali terjadi di
mainz,Jerman tahun 1455, dia bernama Johan Gutenberg. Dia lah yang awal
mengenalkan cara mencetak,dia membangun gagasan dengan membuat mesin baja untuk
masing-masing huruf. Ini lah babak awal yang menjadi embrio munculnya era
komunikasi massa.awal abad ke 16,mesin cetak Gutenberg telah mampu mencetak dan
melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan telah mampu mencetak ribuan
salinan buku cetak di atas kertas.
Melvin D Fleur dan Sandra J.Ball-Rokeach (1989)
mengatakan ada dua hal yang penting yang layak dicermati dalam era ini. Pertama,
media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat
kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di masyarakat. Kedua,
penemuan mesin cetak merupakan gabungan elemen dalam masyarakat.
Di akhir abad ke19 menjadi jelas munculnya
beberapa bentuk media cetak seperti suratkabar, buku dan majalah semua itu
digunakan secara luas oleh masyarakat. Ahli Sosiologi Amerika Charles Horton
Cooley menyatakan ada beberapa faktor yang membuat media baru jauh lebih
efisien dari pada proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya, diantaranya: Expressiveness
(membawa perluasan gagasan dan perasaan), Permanent of Record (mengatasi
waktu), Swiffness (mengatasi ruang), Diffussion (jalan masuk ke
kelas-kelas yang ada dalam masyarakat).
d.
Zaman
Komunikasi Massa ( the age of mass communication )
Dengan kemunculan media cetak langkah aktivitas
komunikasi mulai menanjak cepat. Seperti penemuan tegrap,ini menjadi elemen
penting bagi akumulasi teknologi yang akhirnya akan mengarahkan masyarakat
memasuki era media massa elektronik.
Beberapa dekade terakir percobaan yang
dilakukan telah membawa kesuksesan untuk memasuki era dunia montion picture
pada awal abad ke 20. ini diikuti pada tahun 1920-an dengan pengembangan radio
rumah tangga dan pada tahun 1940 an dengan dimulainya televisi rumah tangga.
Bahkan tahun 1950-an pada saat radio mengalami kejenuhan pada keluarga
Amerika,radio berkembang lebih pesat dengan melakukan penetrasi yang kian
meningkat dalam bentuk radio kamar tidur dan dapur didukung pertumbuhan
sejumlah manara pemancar. Pada tahun-tahun selanjutnya media baru ditambahkan
seperti videotek,televisi kabel,dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu
hal penting dan menjadi bagian dalam kehidupan modern saat ini. Sketsa singkat
peralihan utama di dalam kemampuan orang-orang untuk berkomunikasi menunjukan
dua faktor utama yaitu, Pertama “Revolusi“ komunikasi terjadi sepanjang
keberadaan manusia.Kedua, pertumbuhan media massa yang pesat.
Pada era ini masing-masing media bertambah
kompleks dan sempurna. Akumulasi peralatan media ini telah menjadikan
pertumbuihan masyarakat semakin sempurna. Apalagi saat ini telah muncul
komunikasi dengan memakai satelit . Acara yang disiarkan oleh oleh media
elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak yang disiarkan secara
langsung. Dan tentunya dampaknya pun semakin terasa.
Dan munculnya internet sebagai bentuk
komunikasi massa yang paling baru membawa pengaruh yang tidak sedikit
pula.Internet telah mengambil peran revolusi komikasi yang kian kompleks.
Inilah abad komunikasi massa. Semua
dipercepat,dipermudah,disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan
juga akan lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasui massa adalah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari Komunikasi massa adalah keniscayaan
sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas
manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.
BAB III
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Fungsi
komunikasi massa sama dengan fungsi media massa lainnya, karena komunikasi
adalah komunikasi melalui media.
A.
Fungsi komunikasi
Massa Menurut Para Ahli
1.
Joy black & Frederick J Whitney
a.
To inform (untuk
memberikan informasi)
b.
To entertain (untuk
menghibur khalayak)
c.
To persuade (untuk mengajak
khalyak)
d.
Transmission
of the culture (untuk
mentranmisikan budaya)
2.
Wibur Schram
a. Decoder adalah media massa
mengamati lingkungan sekitar kita.
b. Interpreter adalah suatu media
menginterpreter dari apa yang sudah diamati.
c. Encoder merupakan media massa mengencode pesan-pesan kepada anggota
masyarakat.
3.
John Vivian
a.
Providing
information
b.
Providing
entertainment
c.
Helping
to persuade
d.
Contributing
to social cohesion
4.
Charles R Wright
a. Surveillance yaitu merujuk pada pengumpulan dan penyeberan berita mengenai
peristiwa-peristiwa dalam lingkungan masyarakat.
b. Corellation yaitu mengintepretasi pesan yang dikumpulkan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian.
c. Transmission yaitu merujuk pada fungsi mengkomunikasiakn informasi, nilai-nilai
dan norma-nilai sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya.
d. Entertainment yaitu sebagai hiburan.
5.
Harold D. Lasswell
a.
Surveilance
of the environment (fungsi pengawasan)
b.
Correlation
of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi)
c.
Transmission
of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial
6.
Alexis Tan
a.
Memberi
informasi
b.
Mendidik
yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna memfungsikan
dirinya secara efektif dalam masyarakat.
c.
Mempersuasi
yaitu sebagai memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku dan aturan yang
cocok agar diterima dlm masyarakat.
d.
Menyenangkan,
memuaskan kebutuhan komunikasi.
7.
Josep R Dominick
a.
Pengawasan
(surveillance) yaitu media massa pekerjaannya melakukan pengawasan : dalam mengumpulkan
berita melakukan pengawasan dalam masyarakat.
b.
Interpretasi
yaitu media selain memberi informasi juga menginterpretasi suatu peristiwa.
c.
Hubungan
linkage yaitu memghubungkan antara tokoh dengan pengikutnya. Kebutuhan dengan
produknya)
d.
Sosialisasi
yaitu sosialiasai juga berartu transmisi nilai-nilai atau bagaiman suatu
kelompok mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok).
e.
Hiburan
yaitu memberi hiburan kepada khalayak massa.
8.
Onong Uchjana Effendy
a.
Informasi
yaitu memberikan informasi seperti berita yang ada diluar daerah, seperti
berita pernikahan anak presiden.
b.
Sosialisasi
yaitu Media massa meyediakan sumber ilmu pengetahuan sehingga sadar harus
berubah).
c.
Motivasi yaitu media massa sebagai pendorong
masyarakat menentukan pilihannya dalam mengejar tujuan bersama.
d.
Perdebatan
dan diskusi yaitu media massa sebagai penyedia ruang untuk berdebat untuk menunjukkan
bukti-bukti/fakta-fakta untuk menyelesaikan masalah yang terjadi).
e.
Pendidikan
yaitu media massa menyediakan informasi yang banyak berisi ilmu pengetahuan
untuk mendorong perkembangan intelektual, watak, pendidikan ketrampilan yang
diperlukan dalam kehidupan.
f.
Memajukan
kebudayaan yaitu menyebarluaskan tari, kesusasteraan, kesenian, musik, komedi.
g.
Integrasi
yaitu Menjadikan untuk saling mengenal dan menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan orang lain.
9.
Nuruddin
Nurudin mencoba menyimpulkan berbagai pandangan di atas. Fungsi
komunikasi massa menurutnya adalah:
a.
Informasi
b.
Hiburan
c.
Persuasi
d.
Transmisi
budaya
e.
Mendorong
kohesi sosial
f.
Pengawasan
g.
Korelasi
h.
Pewarisan
sosial
B.
Fungsi Komunikasi Massa Secara Umum
Adapun fungsi
komunikasi secara umum, yaitu:
1.
Informasi
Fakta-fakta yang dikumpulkan wartawan di lapangan kemudian
dituangkan dalam tulisan sebagai fungsi informasi. Buku juga memberikan
informasi arena buku juga termasuk komunikasi massa.
2.
Hiburan
Fungsi hiburan bagi media massa elektronik, fungsi media massa
hiburan khususnya pada media massa elektronik ini yang menduduki posisi
tertinggi, maksudnya media massa elektronik ini banyak digunakan untuk hiburan
bagi masyarakat. Masyarakat sekarang ini masih banyak yang menganggap TV
sebagai hiburan, sehingga belum memetik fungsi edukasi dari tayangan TV.
Aktivitas manusia modern yang serba terkukung oleh waktu dan
aktivitas menuntut hiburan yang mampu meredakan syaraf-syaraf oleh tidak heran
pada jam prime time (19.00-21.00) biasanya disajikan acara hiburan2 (sinetron,
komedi, film dan sebagainya). Berbeda pada media cetak, kebanyakn fungsi utama
informasi naun demikian tidak melupakan fungsi hiburan seperti TTS, Cergam
sehingga tidak heran media massa cetak biasanya hari minggu menyajikan rubrik
khusus yang kebanyakan hiburan.
3.
Persuasi
Fungsi persuasi pada media cetak dapat dilihat di :
·
Tulisan
pada tajuk rencana
·
Surat
pembaca
·
Aktivitas
promosi: iklan
·
Semua
yang ada dalam media massa sebenarnya penuh dengan kepentingan persuasif baik
secara langsung maupun tidak langsung:
·
Berita-berita
di TV dan Radio secara tidak langsung mengandung pesan-pesan persuasive
·
Film-film
dibuat untuk mempersuasi massa.
Persuasi bisa dalam bentuk, seperti:
·
Mengukuhkan
sikap, kepercayaan atau nilai seseorang atau yang sudah diyakini sebelumnya yaitu
Orang yang religius mempunyai kecenderungan melihat acara-acara TV yang
bersifat religious, seperti acara islam itu indah di Trans TV, Mama dan Aa di
Indonesiar, dan lain-lain.
·
Mengubah
sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, seperti halnya orang yang mendukung
atau fanatik dengan tokoh tertentu berubah sikapnya karena pemberitaan mediadan
cara berpakaian orang banyak berubah-ubah karena media massa.
·
Menggerakkan
orang untuk melakukan sesuatu seperti iklan yang ditayangkan di tv tujuan
menggerakkn untuk membeli barang yang ditawarkan
·
Memperkenalkan
etika, menawarkan sistem nilai tertentu
seperti berita media massa yang memberitakan kasus korupsi seorang pejabat maka
sama artinya sedang menawarkan etika lain bahwa korupsi tidak baik dan jangan
diikuti.
4.
Transmisi budaya
Kehadiran media massa tidak bisa dielakkan secara langsung maupun tidak langsung
melakuka transmisi budaya. Transmisi budaya mengambil tempat dalam 2
tingkatan : Kontemporer dan Historis. Dalam tingkat konemporer yaitu
memperkuat konsesus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit-bibit
perubahan secara terus menerus. Sedangkan dalam tingkatan historis yaitu
manusia telah melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk
membimbingnya ke masa depan.
5.
Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi adalah penyatuan, yaitu bagaimana media massa mendorong
masyarakat untuk bersatu. Media yang memberitakan kebhinekaan indonesia dari
sabang sampai merauke akan memberikan kesadaran bahwa walaupun berbeda-beda
tetap Satu (bhineka tunggal ika). Bahasa populer kohesi sosial adalah integrasi
sosial. Meskipun tidak bisa dipungkiri media massa juga bisa menimbulkan
potensi disintegrasi.
6.
Pengawasan
Fungsi pengawasan bisa dibagi 2, yaitu:
a.
warning or beware suveillance/ pengawasan
peringatan
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa seuatu yang
terjadi di sekitar masyarakat yang nantinya akan membahayakan keselamatan hidup
masyarakat tersebut atau memperngaruhi kedaan hidup masyarakat. Contoh
pengawasan peringatan yaitu berita tentang aktivitas gunung berapi yang sedang
beraktivitas : isinya memperingatkan kepada masyarakat tentang kenaikan
aktivitas vulkanik dan berita tentang kenaikan nilai tukar dollar.
b.
instrumental surveillance/pengawasan
instrumental
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh pengawasan
instrumental yaitu penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat :
produk-produk baru yang ada di pasaran, film-film yang akan diputar di bioskop.
7.
Korelasi
Fungsi korelasi adalah menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat
agar sesuai dengan lingkungannya Media massa dalam fungsi ini adalah penghubung
antar komponen masyarakat. Contoh seorang reporter akan menghubungkan nara
sumber (salah satu unsur dari masyarakat) dengan narasumber masyarakat lainnya
lainnya melalui media massa. Contoh adalah dialog interaktif yang menghubungkan
banyak nara sumber.
8.
Pewarisan sosial
Media massa berfungsi sebagi pendidik yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranat, etika dari satu
generasi ke generasi lainnya. Media yang memberitakan kisah-kisah para pahlawan
dan perjuangannya akan berfungsi mewariskan semangat juang dan ide-ide besarnya
untuk masa depan bangsa.
Media massa TV yang selalu meyajiakan sinetron kisah-kisah konflik
antar remaja, yang merendahkan martabat guru
sebenarnya sedang mewariskan sosial bahwa lama-lama kekerasan adalah hal
biasa dan banyak siswa yang berani melawan guru. Begitu juga ketika seinetron
dan infotainment yang menyajikan banyaknya remaja yang jamil diluar nikah maka
lama-kelamaan hamil diluar nikah akan menjadi biasa. Dalam cara berpakaian pun
juga sama seperti sekarang remaja putri yang berpakaian minim sudah dianggap
biasa dibanding tahun-tahun lalu
BAB IV
Elemen Komunikasi Massa
Secara umum elemen komunikasi massa
tidak jauh berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti adanya:
a.
Komunikator (Source (sumber))
Source yaitu sebagai komunikator yang terdiri dari beberapa
individu atau sekelompok orang di suatu lembaga media massa. Komunikator
disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis. Jadi,
komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga
media massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan
individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Komunikator
dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari
keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi.
b.
Isi (pesan)
Isi atau pesan yaitu pesan yang disampaikan oleh suatu media massa
sesuai kebijakan media itu sendiri dalam mengola isinya, karena setip media
melayani masyakat yng beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Menurut
Ray Eldon Hiebert dkk (1985), Pesan ini berisi lima kategori, yaitu berisi
berita dan informasi, analisis dan interprestasi, adanya hubungan masyarakat
dan persuasif (mengajak), Iklan dan kategori hiburan
c.
Aundience
Aundience khalayak, pendengar, pemirsa, penonton dan pembaca
sebagai penerima pesan. Aundience ini
beragam dan tersebar di penjuru pelosok dunia, baik sebagai pendengar, pembaca
atau penonton dari media massa.
Menurut Hiebert dan
kawan-kawan, audience dalam
komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut
:
1.
Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk
berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.
Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan
seleksi kesadaran.
2.
Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar
keberbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran
luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya
mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan tetap bisa
disebut audience meskipun jumlahnya
berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsif. Jadi tak ada ukuran
pasti tentang luasnya audience itu.
- Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
- Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus perkasus, tetapi meliputi semua audience.
- Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator, dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
d. Umpan balik
Umpan Blik yaitu disebut juga dengan feed back atau pun
respon. Umpan balik dari audience atau khalayak memberi respon atau umpan balik
secara langsung dan tidak langsung. Jika langsung, maka komunikator dan
aundience secara langsung bertatap muka untuk menyampai hal yang mau direspon.
Jika tidak langsung maka komunikator dan komunikan tidak ada tatap muka
langsung melainkan ada saluran atau media untuk mereka memberi umpan baliknya.
Seperti disurat kabar teradapa kolom kritik dan saran maupun masukan yang bisa
dikirim melalui redaksi media massa tersebut. jika di televisi maka umpan balik
komunikan member penilaian dengan mengirim surat atau menyampaikan nya secara
langsung, rating dalam menonton televisi adalah bentuk dari feed back. Umpan balik secara tidak
langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter
to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya
sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan
media cetak. Tidak terkecuali kritikan yang ditunjukan pada media yang
bersangkutan itupun merupakan salah satu umpan balik tidak langsung. Umpan
balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah
dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan.
e.
Gangguan
Dalam komunikasi banyak gangguan yang bisa menghambat media massa
menyampaik pesan yang akan disampaikan ke khalayak. Seperti di surat kabar adalah
kesalahan cetak atau gambar, warna, atau tulisan yang tidak jelas. Jika
menonton tiv atau internet adanya gangguan signal ataupun jaringan sehingga
menghambatnya informasi itu tersiar di masyarakat.
Terbagi menjadi dua macam gangguan, yaitu :
1. Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran
komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu
hal , seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan
dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi,
gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.
2. Gangguan Sematik
Gangguan sematik berarti
gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan sematik lebih rumit,
kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan sematik adalah
gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima
pesan itu sendiri.
f.
Gatekeeper
Elemen komunikasi massaa berbeda dengan elemen komunikasi lainnya.
Karena gatekeeper sangat dibutuhkan untuk menyebarkan informasi di media massa.
Gatekeeper ini seperti, reporter, editor surat kabar/film/buku, kameramen,
sutradara dan lembaga sensor film. Gatekeeper berfungsi menginterpretasikan
pesan, menganalissi, menambah dan mengurangi pesan-pesan yang akan didistribusikan
ke audiens.
Untuk
menggambarkan proses gatekeeping, Devito mencoba membuat gambar sebagai berikut
:
Proses
gatekeeping
Dari
gambar di atas pesan-pesan (M1, M2, M3) diterima oleh penapis informasi dari
berbagai sumber yang berbeda (S1, S2, S3). Dari gambar itu dapat dilihat bahwa
fungsi penapis informasi adalah menyeleksi peasan-pesan yang akan
dikomunikasikan. Penapis informasi kemudian dengan selektif menyampaikan jumlah
pesan (MA, MB, MC) kepenerima yang berbeda-beda (R1,R2,R3).
g.
Pengatur
Elemen komunikasi massa yang secara tidak langsung ikut
mempengaruhi proses pengaliran pesan di media massa. Pengatur ini tidak berasal
dari media itu sendiri melainkan diluar media massa tersebut, walaupun diluar
media massa namun menentukan kebijakan redaksional. Pengatur ini seperti
peradilan, pemerintah, organisasi professional.
h.
Filter
Seorang
audiens ketika menyaring pesan yang diterimanya juga bergantung kepada
informasi serta kata-kata yang dikuasainya. Sebagai contoh adalah istilah
“Kekerasan pada TKW”. Tidak semua audiens memahami pengertian tersebut. Hal ini
dikarenakan setiap orang memiliki filter pada dirinya masing-masing dan semua
filter tersebut akan berpengaruh kepada kualitas dan kuantitas pesan yang
diterima.
Filter
merupakan kerangka berpikir di mana audiens menerima pesan. Bagaimana audien
menyaring pesan yang diterimanya. Penerimaan pesan tergantung pada kondisi
audiens. Ada beberapa filter yang menentukan bagi audiens ketika menerima
pesan, seperti fisik, psikologis, dan budaya (warisan budaya, pendidikan,
pengalaman kerja, sejarah politik).
BAB V
PROSES DAN
MODEL KOMUNIKASI MASSA
A.
Proses
Komunikasi Massa
1.
Melakukan distribusi dan penerimaan informasi
dalam skala besar.
Jadi proses komunikasi massa melakukan
distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran,
pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa
yang besar pula.
2.
Proses komunikasi massa dilakukan melalui satu
arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka
proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator
sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.
3.
Proses komunikasi massa berlangsung secara
asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantara
mereka berlangsung datar dan bersifat sementara.
Kalau terjadi kondisi emosional disebabkan
karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak
berlangsung lama dan tidak permanen.
4.
Proses komunikasi massa berlangsung impersonal
(non pribadi) dan tanpa nama.
Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa
akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah
gerakan massa di jalan. Proses komunikasi massa berlangsung berdasarkan pada
hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat.
Contoh: televisi dan radio melakukan penyiaran
mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa
yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio
juga sangat ditentukan oleh rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau
mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara
tersebut akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh
pasar.
Dari proses komunikasi tersebut, untuk
memudahkan pemahaman para pakar komunikasi membentuk model-model komunikasi
sebagai berikut:
B.
Model
Komunikasi Massa
Adapun model
komunikasi sebagai berikut:
1. Model Alir Satu Tahap(One Step Flow of Communication)
Model ini merupakan pengembangan dari
teori komunikasi jarum hipodermik, yaitu pesan yang disampaikan melalui media
massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara, misalnya opinion leader. Namun pesan tersebut
tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada
setiap komunikan.
2. Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow of Communication)
Model
komunikasi dua tahap dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz. Disebut
dua tahap karena model ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses
komunikasi massa dan tahap kedua disebut komunikasi antarpersona.
Model
ini menggambarkan bahwa pesan lewat media massa diterima oleh individu-individu
yang menaruh perhatian lebih pada media massa, sehingga mereka menjadi orang
yang terinformasi. Mereka itu adalah para opinion
leader, yang akan menginterpretasikan setiap pesan yang diterimanya sesuai
dengan frame of reference dan field of experience. Selanjutnya para opinion leader akan menyampaikan pesan
yang telah ia interpretasikan itu kepada individu-individu lainnya secara
antarpersona, mungkin menggunakan bahasa daerah setempat disertai contoh-contoh
yang sesuai dengan kondisi setempat pula.
Beberapa
kelemahan dalam komunikasi dua tahap, yaitu :
a.
Model tersebut menyatakan
bahwa individu yang aktif dalam mencari informasi hanya pemuka pendapat,
sedangkan anggota masyarakat pada umumnya pasif.
b.
Pandangan bahwa
komunikasi massa ada dua tahap, membatasi proses analisisnya, sebab proses
komunikasi dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih.
c.
Model komunikasi
dua tahap menunjukkan betapa bergantungnya pemuka pendapat akan informasi pada
mass media.
d.
Penelitian tahun
1940, yang menghasilkan model komunikasi dua tahap, mengabaikan perilaku
khalayak berdasarkan “waktu” pengenalan ide baru.
e.
berbagai saluran
komunikasi berperan dalam berbagai tahap penerimaan inovasi dan pengambilan
keputusan. Model komunikasi dua tahap ini tidak menunjukkan adanya perbedaan
peranan dari pelbagai saluran komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap
inovasi.
f.
Adanya pemisahan
khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat pengikut, padahal tidak
selamanya mereka yang bukan pemimpin adalah pengikut dari pemuka pendapat.
3. Model Alir Banyak Tahap
Model
komunikasi banyak tahap menyatakan bahwa “bagi lajunya komunikasi dari
komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti-ganti”.
Artinya, beberapa komunikan menerima pesan langsung dari komunikator melalui
saluran media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan
beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa tahap.
4. Model Melvin DeFleur
Dalam
model Melvin DeFleur ini, sumber dan transmitter dianggap sebagai sebuah fase
dari komunikasi massa yang dibawa oleh penyampai pesan. Channel adalah media yang mengantarkan informasi. Receiver berfungsi sebagai penerima dan decoder informasi. Destanation berfungsi untuk menginterpretasi pesan menjadi sebuah
makna. Ini merupakan tugas yang dilakukan oleh otak manusia. Sedangkan feedback adalah respon dari destination kepada source.
Model
ini mengemukakan fakta bahwa dalam proses komunikasi banyak terjadi gangguan.
Gangguan tersebut mungkin terdapat pada semua komponen komunikasi massa, mulai
dari source, transmitter, channel,
receiver, maupun destination.
5. Model Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble
Pola
komunikasi ini di mulai dari sumber, tetapi sebelum sampai kepada khlayak di
edit terlebih dahulu. Kemudia disalurkan melalui media mekanik / massa, baru
kemudian pesan yang disampaikan diterima oleh audience. Setelah diterima oleh
audience, audience meberikan umpan balik kepada sumber melalui banyak media
(saluran/channel), tetapi masih ada terjadi gangguan.
6.
Model Ray
Hiebert, Donald Ungurait, dan Thomas Bohn (HUB – Lingkaran Konsentris)
Model HUB adalah model lingkaran konsentris
yang bergetar sebagai sebuah rangkaian proses aksi-reaksi. Model HUB ini
bisa dikatakan lebih komplit, karena model komunikasi massa ini adalah model
lingkaran yang dinamis dan berputar terus-menerus. Komunikator berada di
tengah-tengah pusaran air. Artinya, komunikator menyebarkan pesan ke luar.
Dalam penyebaran ide dan gagasan, komunikator dibantu oleh media
amplification (pengerasan media). Di sini pengerasan berarti perluasan
(extension). Tujuannya adalah agar pesan yang dikeluarkan sejelas dan sekomplit
mungkin.
7. Model Black dan Whitney
Model
ini menjelaskan bahwa sumber sengaja ingin mempengaruhi mass audience, kemudian pesan yang disampaikan tersebut penuh
dengan kejatuhan dan audeince yang menerima pesan dari sember tersebut memiliki
ketertarikan sendiri-sendiri. Sehingga terjadinya beberapa pendapat yang di
ungkapan oleh audience tentang media massa.
8. Model Bruce Westley dan Malcom McLean
Model
yang dibuat oleh Bruce Westley dan Malcom McLean menekankan pada peran gatekeeper dalam proses komunikasi
massa. Model ini menggambarkan bagaimana individu dan organisasi dalam suatu
sistem menentukan pesan apa saja yang akan dismapaikan dan pesan apa saja yang
harus dihapus atau dimodifikasi.
Gatekeeper
berperan sebagai agen dari audience. Gatekeeper memilih antara pesan-pesan
yang telah dikirim oleh sender.
Gatekeeper dapat mengubah isi pesan-pesan yang dikirim oleh komunikator
sebelum pesan tersebut sampai kepada audience.
9. Model Maletzke
Meletzke
membuat modelnya berdasarkan elemen-elemen tradisional, yaitu komunikator,
pesan, media dan komunikan. Tetapi diantara media dan komunikan ini
menambahakan elemen lain yaitu tekanan atau kendala dari media dan citra media
tersebut pada diri komunikan.
Dalam
hal tekanan atau kendala media, kita dihadapkan pada kenyataan : ada perbedaan
jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda-beda pula. Setiap
media ada kelebihan dan kekurangannya, dan sifat-sifat media harus dianggap
mempunyai pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya, dan sejauh mana isi
media tersebut.
10. Model Bryant dan Wallace
Model
ini dipengaruhi oleh arus pesan media radio dan televisi. Menurut Bryant dan
Wallace ini pesan disebarkan melalui speaker
dan diterima oelh listener.
Ketika media massa menyampaikan pesan tersebut, pesan itu sudah di interpretasi
dan di evaluasi.
11.
Model C.
Shannon dan W. Warren Weaver
Model ini
menjelaskan bahwa:
ü Decision to
Communicate (Keputusan untuk berkomunikasi): Stimulasi manusia yang muncul
dalam pikiran.
ü Encoding
(Menyandikan): Pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan.
ü Transmission: Transmisi/pengiriman
pesan.
ü Reception: Resepsi/penerimaan
pesan.
ü Decoding: Penguraian
pesan oleh penerima ke pikirannya.
ü Internalization:
Internalisasi pesan oleh penerima
Dalam komunikasi massa, komunikator bukan hanya
mengkodekan pesan ke dalam bahasa/bentuk lain tetapi juga pesan itu kemudian
dikodekan secara teknologi untuk ditransmisikan melalui media massa. Dalam
radio misalnya, kata-kata dikodekan menjadi sinyal elektronik. Pada mesin
penerima yakni perangkat radio sinyal itu diuraikan kembali menjadi kata-kata,
yang kemudian dikodekan lagi oleh penerima manusia untuk diinternalisasikan. Dalam
media cetak ada dua langkah decoding, yang tidak kentara karena saling terintegrasi.
Satunya adalah membaca, satunya lagi mengkonversi representasi menjadi konsep.
12.
Model Harold
Lasswell
Menurut Lasweel “ Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect”. Who (Siapa): Sumber/Komunikator, Says What
(Mengatakan apa): Pesan, In which channel (Pada saluran yang mana): media yang
digunakan, To whom (Kepada siapa):
Penerima/komunikan/khalayak/audiens, dan With what effect (Dengan dampak apa): Pengaruh/umpan
balik (feedback)/Respons.
Model
Lasswell juga sering diterapkan dalam komunikasi massa karena model
tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran yang dapat membawa
pesan. Unsur sumber (who) merangsan pertanyaan mengenai pengadilan pesan,
sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran
komunikasi (In Which Channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to
whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what
effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan oleh
komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Seperti
contoh berikut:
ü Who: Seorang
Reporter atau wartawan
ü Says what:
Menyampaikan berita dengan mengutip seseorang yang memiliki pengetahuan tentang
subjek berita.
ü In which
channel: Dalam kasus ini, berita disampaikan lewat Koran yaitu pada sebuah
media massa.
ü To whom: Berita
disampaikan kepada pembaca koran.
ü With what
effect: Pembaca memutuskan untuk memilih calon A atau B (untuk berita terkait
tentang pemilihan misalnya), atau mungkin pembaca hanya menambahkan informasi
ke dalam pengetahuan yang sudah mereka miliki.
BAB VI
TEORI
KOMUNIKASI MASSA
Penerapan
Teori Komunikasi Massa
A. Hypodermic
Needle Theory (Teori Jarum Suntik)
Teori
ini merupakan konsep awal efek komunikasi massa yang oleh pakar komunikasi
tahun1970-an. Teori ini ditampilkan tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran
kaleidoskop stasiun radio siaran CBS di Amerika berjudul The Invansion from Mars (Effendy.1993: 264-265).
Tori
ini mengansumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan
komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Seorang komunikator dapat
menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak
berdaya (pasif). Pengaruh media sebagai hypodermic
injection didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia
I(1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945).
B.
Cultivation
Theory (Teori Kultivasi)
Menurut
teori kultivasi, media, khususnya televisi, merupakan sarana utama kita untuk
belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Teori kultivasi berpendapat bahwa
pecandu berat televisi membentuk suatu citra relitas yang tidak konsisten
dengan kenyataan. Williams mengomentari penelitian yang sama, “orang yang
merupakan pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap stereotip tentang
peran jenis kelamin, dokter, bandit atau tokoh-tokoh yang lain yang biasa
muncul dalam serial televisi”.
Meskipun
televisi bukanlah satu-satunya sarana yang membentuk pandangan kita tentang dunia.
Tapi, televisi merupakan salah satu media yang paling ampuh, terutama bila
kontak dengan televisi sangat sering dan berlangsung dalam waktu lama.
C. Cultural
Imperialism Theory
Teori
imperialism dikemukakan oleh Skiller pada tahun 1963. Waktu itu media barat
mendominasi media yang ada di seluruh dunia. Pada waktu itu media barat
mempunyai efek terhadap dunia ke 3 (negara yang mulai berkembang).Dalam teori
ini dijelaskan bahwa media barat lebih mendominasi acara-acara di dalam
televisi swasta di Indonesia,sehingga media massa yang ada di Indonesia meniru
atau terpengaruh oleh media asing. Hal ini berdampak terhadap budaya yang ada
di Indonesia yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori kultural,yang
dimana media mempengaruhi budaya atau menciptakan budaya baru.
D. Media Equation
Theory
Dimana
khalayak atau manusia menganggap media sebagai orang,ada sebuah tayangan yang
sedih,dia justru merasa senang atau justru merasa marahh,sebagai contohnya
kasus Nenek Minah yang dijatuhi hukuman kurungan 1,5 bulan penjara akibat
perbuatannya memungut biji coklat. Seakan-akan teori persamaan media ini
berkaitan dengan teori common sense (Akal Sehat) ,bahwa pengetahuan atau
gagasan yang dimiliki oleh setiap orang pada kadarnya berbeda-beda.
E.
Spiral
of Silence Theory
Didalam teori ini
manusia lebih berasumsi pada mayoritas dan menekan minoritas. Mereka yang
berada dipihak minoritas akan beranggapan kurang tegas dalam mengemukakan
pandangannya. Seseorang yang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya
ketika berada dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,mereka yang berada dipihak
mayoritas akan merasa percaya diri dengan pengaruh dari pada dengan mereka dan
terdorong untuk menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian maka teori
keheningan ini berkaitan dengan teori keritik,dimana manusia lebih memilih
kedamaian dan kebebasan dalam sebuah golongan atau kelompok.
Teori Spiral Keheningan
ini dapat diuraikan sebagai berikut: individu memiliki opini tentang berbagai
isu. Akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan
mengekspresikan opini-opininya secara umum. Untuk meminimalkan kemungkinan
terisolasi, individu-individu itu mencari dukungan bagi opini mereka dari
lingkung annya, terutama dari media massa.
Media massa – dengan
bias kekiri-kirian mereka – memberikan interpretasi yang salah pada
individu-individu itu tentang perbedaan yang sebenarnya dalam opini publik pada
berbagai isu. Media mendukung opini-opini kelompok kiri dan biasanya
menggambarkan kelompok tersebut dalam posisi yang dominan.
Sebagai akibatnya,
individu-individu itu mungkin mengira apa yang sesungguhnya posisi mayoritas
sebagai opini suatu kelompok minoritas. Dengan berlalunya waktu, maka lebih
banyak orang akan percaya pada opini yang tidak didukung oleh media massa itu, dan
mereka tidak lagi mengekspresikan pandangan mereka secara umum karena takut
akan terisolasi. Selama waktu tersebut, karena ‘mayoritas yang bisu’ tetap
diam, ide minoritas mendominasi diskusi. Yang terjadi kemudian, apa yang pada
mulanya menjadi opini minoritas, di kemudian hari dapat menjadi dominan.
F.
Technological
Determinism Theory
Dalam
teori ini dijelaskan perubahan media teknologi informasi sangat penting bagi
kehidupan manusia dijaman sekarang ini,maka teori ini juga berakitan dengan
teori akal sehat dimana media dianggap benda hidup. Contohnya seperti fenomena
munculnya smartphone yang sedang marak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada
saat ini.
G. Diffusion of
Inovation Theory
Teori
difusi inovasi banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi
pembangunan, terutama dinegara-nergara yang sedang berkembang seperti di
indonesia atau dunia ke tiga. Everett M. Rogers mendefenisikan difusi sebagai
proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam
jangka waktu tertentu diantara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah
suatu jenis khusus komunikasi yang dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide
baru. Sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya
menciptakan nformasi dan saling bertuka rinformasi tersebut untuk mencapai
tujuan yang bersama.
Unsur
utama difusi adalah (a) Inovasi; (b) yang dikomunikasikan melalui saluran
tertentu; (c) dalam jangka waktu tertentu; (d) diantara para anggota suatu
sistem sosial. Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru
oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota suatu sistem
sosial menetukan tingkat adopsi.
Dalam
pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi adalah para petani dan
anggota masyarakat pedesaan. Usaha-usaha difusi inovasi pertama kali dilakukan
di amerika serikat pada tahun 1920-an dan 1930-an, dan sekarang menjadi
gambaran bagi program-program pembangunan dinegara sedang berkembang.
H. Uses and
Gratifications Theory
Salah
satu dari teori komunikasi massa yang populer danserimg digunakan sebagai
kerangka teori dalam mengkaji realitaskomunikasi massa adalah uses and
gratifications. Pendekatan usesand gratifications menekankan riset komunikasi
massa padakonsumen pesan atau komunikasi serta tidak begitu memerhatikanmengenai
pesannya. Adapun kajian yang dilakukan dalam ranahuses and gratifications
adalah mencoba untuk menjawab pertanyan,“Mengapa orang menggunakan media dan
apa yang merekagunakan untuk media?” (McQuail, 2002).Studi pengaruh yang klasik
pada mulanya mempunyaianggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media,
sebagaititik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yangditeliti
adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya denganpengalaman
langsungnya dengan media massa. Khalayakdiasumsikan sebagai bagian dari
khalayak yang aktif dalammemanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif
saatmengkonsumsi media massa (Rubin dalam Littlejohn, 1996).
Khalayak
diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan.Anggota khalayak dianggap
memiliki tanggung jawab sendiri dalammengadakan pemilihan terhadap media massa
untuk mengetahuikebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana
caramemenuhinya. Oleh karena itu, media massa dianggap hanyasebagai salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan individu, danindividu boleh memenuhi kebutuhan
mereka melalui media massaatau dengan cara lain.Riset yang dilakukan dengan
pendekatan ini pertama kalidilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld
yang menelitialasan masyarakat atau pendengar terhadap acara radio berupaopera
sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di suratkabar (McQuail,
2002).Hasilnya, kebanyakan perempuan yang mendengarkan operasabun di radio
beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabunmereka dapat memeroleh gambaran
ibu rumah tangga dan istriyang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun
mereka merasadapat melepas segala emosi yang mereka miliki.
I.
Agenda
Setting Theory
Teori agenda seting menghidupkan
kembali teori jarum suntik, tetapi fokus penelitian telah bergeser dari efek
pada sikap dan pendapat kepada efek kesadaran dan efek pengetahuan. Asumsi
dasar teori ini, menurut Cohen (1963) adalah : the press is signifcantly more than a surveyor of information and
opinion. It may not be successful much of the time in telling the people what
to think, but is stuningly successfulin telling raders what to think about. To
tell what to think about. Artinya, membentuk persepsi khalayak tentang apa
yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan
test case tentang isu apa yang lebih penting. Asumsi teori agenda setting ini
mempunyai kelebihan karna mudah untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah diantara
berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang lebih banyak mendapat
perhatian dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan
dianggap penting dalam suatu periode tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi
topik yang kurang mendapat perhatian media massa.
J.
Media
Critical Theory
Masyarakat,
media, dan pemerintah bagaikan tiga hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Masyarakat membutuhkan media, begitu pula pemerintah. Pemerintah juga
membutuhkan masyarakat, begitu pula media, serta media juga membutuhkan
masyarakat, demikian pula halnya dengan pemerintah.
Teori
ini lebih menekankan bahwa perlu adanya evaluasi yang kritis terhadap media.
Media. Sebagian media justru mengambil keuntungan dari berbagai peristiwa yang
terjadi. Oleh karena itu, media massa dituntut harus bersikap kritis terhadap
kekuasaan. Selain itu, media juga harus mendorong perubahan secara
terus-menerus demi maslahatan umat.
BAB VII
EFEK KOMUNIKASI
MASSA
Adanya media
massa sebagai fokus kajian komunikasi massa, pasti menimbulkan efek di berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Dengan adanya efek yang ditimbulkan ini ketrampilan
masyarakatlah yang menyaring efek yang bagaimana yang harus diambil dari
berkembangnya media massa sekarang ini.
1.
Jenis-jenis
Efek
a.
Efek Primer
Efek primer terjadi apabila proses koomunikasi yang terjadi
mudah dipahami dan dapat dimengerti sehingga pada akhirnya menimbulkan
perhatian dari kalangan masyarakat. Seperti adanya penayangan berita pernikahan
anak presiden yang ditayangkan di televisi. Kata primer adalah pokok atau
penting. maka yang dibutuhkan dari media massa adalah fungsi pentingnya bagi
khalayak.
b.
Efek Sekunder
Efek sekunder terjadi ketika proses
komunikasi yang terjadi dikarenakan perubahan, sikap, pengetahuan, serta
perilaku sasaran. Seperti adanya perubahan sosial masyarakat, tatanan kehidupan
masyarakat, serta norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut.
2.
Teori Efek
a.
Efek Tidak
Terbatas
Efek Tidak Terbatas (Unlimited Effect) ditemukan pada
rentang waktu 1930 hingga 1950. Efek ini didasari oleh Teori Peluru (Bullet
Theory) atau Jarum Suntik (Hpodermic Needle Theory). Jadi, media massa dianalogikan sebagai
peluru yang apabila ditembakkan kepada sasarannya, sasaran tersebut tidak bisa
menghindar. Ini menunjukkan bahwa peluru memiliki kekuatan yang luar biasa
untuk mempengaruhi sasaran. Menurut efek ini, media massa sangat powerful sehingga teori ini berasumsi bahwa media massa memiliki efek yang
tidak terbatas. Juga, asumsi lain dari teori ini mengatakan bahwa ada hubungan
yang langsung antara isi dengan efek yang timbul nantinya.
b.
Efek Terbatas
Efek terbatas (Limited Effect) ditemukan pada rentang waktu 1950 hingga 1970. Jika sebelumnya
kita berbicara mengenai betapa kuatnya media dalam mempengaruhi sasaran, maka
efek ini merupakan kebalikannya. Seiring dengan perkembangan zaman, maka
sasaran tidak menerima pesan yang ditembakkan kepadanya secara mentah-mentah
sehingga jika pada efek sebelumnya dapat mengubah perilaku secara keseluruhan,
akan tetapi pada efek ini pesan yang disampaikan sedikit sekali mengubah
perilaku sasaran.
c.
Efek Moderat
Efek moderat (Moderate Effect) ditemukan pada rentang
waktu 1970 hingga 1980. Lahirnya efek ini diakibatkan oleh perkembangan zaman
di mana sasaran semakin lama semakin cerdas. Sehingga dapat mengembangkan
berbagai media massa yang mempunyai manfaat yang meluas. Selain itu, kedua efek
yang sebelumnya dianggap berat sebelah.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Efek
Efek tidak mungkin akan timbul itu tanpa ada yang
mempengaruhi kemunculannya. Berbagai faktor yang mempengaruhi efek adalah:
a. Efek
Kehadiran Media Massa
Efek kehadiran media massa ialah suatu efek berasal dari
media massa. Terdapat tiga pendekatan yang ada dalam media massa, yaitu efek
pada media massa, perubahan pada diri khalayak komunikasi massa hingga tinjauan
suatu penelitian mengenai efek komunikasi massa. Dengan hadirnya media massa
pada kehidupan masyarakat, terdapatnya kemudahan masyarakat memperoleh
informasi yang berasal dari media massa tersebut. Dan mendapatkan titik
kepuasan dari media massa yang dimiliki khalayak.
b. Efek
Sosial Media Massa
Dampak ini sangat berpengaruh kepada publik dengan berbagai
macam cara ketika menyampaikan suatu informasi. Sehingga bermunculan berbagai
jenis efek yang lainnya. Adanya media massa ini mempengaruhi perubahan sosial
masyarakat seperti tantanan dan norma yang sebelumnya telah ada.
BAB VIII
MEMAHAMI ETIKA
DALAM KOMUNIKASI MASSA
1.
Pengertian Etika Komunikasi Massa
a.
Pengertian
Etika, Moral dan Akhlak
Istilah etika berasal dari bahasa yunani Luno
Ethos, yang dalam bentuk tunggal mempunyai arti yaitu tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kadang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
dan cara pikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang apa yang bisa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dipahami sebagai ilmu apa
yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral.
Etika adalah sesuatu penilaian terhadap
perilaku manusia atau mengukur standar
baik dan buruknya akal manusia yang melihat fakta kehidupan masyarakat yang
berkaitan dengan ilmu dan filsafat.
Moral adalah suatu tindakan, perilaku, praktek yang
standar baik dan buruknya adalah adat dan kebiasaan manusia.
Akhlak adalah menilai perbuatan,
perilaku manusia, baik secara teoritis maupun praktek pada kehidupan
sehari-hari dengan standar baik buruknya adalah Al-Qur’an dan Hadist.
b.
Pengertian
Etika Komunikasi Massa
Sobur (2001) menyebutkan
etika pers atau etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban
pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain,
etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur
tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan pers. Pers yang etis adalah pers yang memberikan
informasi dan fakta yang benar dari berbagai sumber sehingga khalayak pembaca
dapat menilai sendiri informasi tersebut.
2.
Mengapa Etika
Komunikasi Harus Dipahami?
Setiap hal yang dilakukan dilingkungan hidup
ini pasti mempunyai tata cara melakukan sesuatu tersebut, termasuk juga dalam
hal komunikasi massa membutuhkan etika karena menyangkut khalayak. Memahami
komunikasi massa saja tidak cukup tanpa memahami etika dalam komunikasi massa.
Sama halnya dengan menggunakan smartphone tanpa tutorial tentu akan
berbeda dengan mereka yang memahami tutorial terlebih dahulu sehingga dapat
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan. Meskipun kita tidak dapat
menentukan masa depan, tapi setidaknya kita dapat meminimalisir kemungkinan
buruk yang akan terjadi. Caranya ialah dengan memahami etika komunikasi massa.
Terlebih lagi komunikator dalam komunikasi massa merupakan
komunikator yang terlembaga. Tentu tidak cukup jika hanya melakukan segala
sesuatu tanpa ada pemahaman lebih terhadap segala sesuatunya. Misalnya mengenai
etika dalam masyarakat. Sebagai komunikator yang terlembaga ingin menayangkan
sesuatu melalui media televisi. Jika si komunikator mengabaikan etika, moral,
serta akhlak di masyarakat dengan menayangkan hal yang bertentangan dengan
etika, moral dan akhlak masyarakat setempat tentu akan berdampak buruk bagi
lembaga tersebut.
Contoh lain misalnya mengucapkan sesuatu yang bertentangan
dengan etika masyarakat sekitar. Ini juga akan berdampak buruk bagi lembaga
yang bersangkutan. Untuk menghindari kemungkinan seperti itu maka memahami
etika sangat dibutuhkan dalam komunikasi massa.
Selain itu, etika komunikasi massa
dianggap penting karena hal-hal berikut.
1.
Media massa merupakan pekerjaan yang
menuntut kecepatan waktu.
2.
Media menjadi yang pertama dalam
mengungkap suatu cerita.
3.
Para jurnalis sering tidak mengetahui
apakah yang diliput sesuai dengan aturan atau tidak.
4.
Semata-mata berorientasi meraih
keuntungan sebesar-besarnya tanpa memerhatikan etika.
5.
Pekerja media kurang memerhatikan
sensitivitas masyarakat.
3.
Etika dalam
Komunikasi Massa
Ada beberapa rumusan sederhana yang dirangkum
dari beberapa pendapat pakar komunikasi mengenai etika dalam komunikasi massa,
yaitu :
a.
Berkaitan dengan informasi yang benar dan jujur
sesuai fakta sesungguhnya
b.
Berlaku adil dalam menyajikan informasi, tidak
memihak salah satu golongan.
c.
Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari
kata-kata provokatif.
d.
Hindari gambar-gambar yang seronok atau
senonoh.
Adapun unsur – unsur yang terdapat dalam etika komunikasi
massa di antaranya:
1.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab mempunyai
dampak positif. Dengan adanya tanggung jawab, media akan berhati-hati dalam
menyiarkan atau menyebarkan informasinya. Seorang jurnalis atau wartawan harus
memiliki tanggung jawab dalam pemberitaan atau apa pun yang ia siarkan; apa yang
diberitakan atau disiarkan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada
Tuhan, masyarakat, profesi, atau dirinya masing-masing. Jika apa yang
diberitakan menimbulkan konsekuensi yang merugikan, pihak media massa harus
bertanggung jawab dan bukan menghindarinya. Jika dampak itu sudah merugikan
secara perdata maupun pidana, media massa haris bersedia bertanggung jawab
seandainya pihak yang dirugikan tersebut protes ke pengadilan.
2.
Kebebasan Pers
Kebebasan yang bukan
berarti bebas sebebas-bebasnya, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Dengan
kebebasanlah berbagai informasi bisa tersampaikan ke masyarakat atau khalayak. Seperti bebas
meliput, bebas menerbitkan berita tetapi telah melalui peraturan dan
penginzinan yang ada.
3.
Masalah Etis
Jurnalis itu harus bebas
dari kepentingan. Ia mengabdi kepada kepentingan umum. Walau pada kenyataannya
bahwa pers tidak akan pernah lepas dari kepentingan-kepentingan, yang
diutamakan adalah menekannya, sebab tidak ada ukuran pasti seberapa jauh
kepentingan itu tidak boleh terlibat dalam pers. Ada beberapa ukuran norma
a.
Seorang jurnalis sebisa mungkin harus menolak hadia, alias “amplop,
menghidari menjadi “wartawan bodrek”.
b.
Seorang jurnalis perlu menghindari keterlibatan dirinya dalam politik, atau
melayani organisasi masyarakat tertentu, demi menghindari conflict of
interest.
c.
Tidak menyiarkan sumber individu jika tidak mempunyai nilai berita (news
value).
d.
Wartawan atau jurnalis harus mencari berita yang memang benar-benar
melayani kepentingan public, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok
tertentutif yang dijadikan pegangan oleh pers.
e.
Seorang jurnalis atau wartawan harus melaksanakan kode etik kewartawanan
untuk melindungi rahasia sumber berita. Tugas wartawan adalah menyiarkan berita
yang benar-benar terjadi.
f.
Seorang wartawan atau jurnalis harus menghindari praktek plagrarisme
4.
Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan dan objektivitas
di sini berarti dalam menulis berita wartawan harus akurat, cermat, dan
diusahakan tidak ada kesalahan. Objektivitas yang dimakusd adalah pemberitaan
yang didasarkan fakta-fakta di lapangan, bukan opini wartawannya Oleh sebab itu
harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1.
Kebenaran adalah tujuan
utama; orientasi berita yang berdasarkan kebenaran harus menjadi pegangan pkok
setiap wartawan.
2.
Objektivitas dalam pelaporan beritanya merupakan tujuan lain untuk melayani
pbulik sebagai bukti pengalaman profesional di dunia kewartawanan. Objektif itu
berarti tidak berat sebalh; harus menerapkan prinsip cover both sides.
3.
Tiada maaf bagi wartawan yang melakukan ketidakakuratan dan kesembronoan
dalam penulisan atau peliputan beritanya. Dalam hal ini, wartawan dituntuk
untuk cermat di dalam proses peliputannya.
4.
Headline yang dimunculkan harus
benar-benar sesuai dengan isi yang diberitakan.
5.
Penyiar radio atau reporter televisi harus bisa membedakan dan menekankan
dalam ucapannya mana laporan berita dan mana opini dirinya. Laporan berita
harus bebas dari opini atau bias dan merepresentasikan semua sisi peristiwa
yang dilaporkan.
6.
Editorial yang partisansip dianggap melanggar profesionalisme atau semangat
kewartawanan. Editorial atau tajuk rencana yang dibuat, meskipun subjektif
sifatnya (karena merepresentasikan kepentingan media yang bersangkutan) harus
ditekan untuk “membela” sat golongan dan memojokkan golongan lain. Praktik
jurnalisme ini sangat sulit dilakukan oleh media cetak yang awal berdirinya
sudah partisansip, tetapi ketika dia sudah mengklaim media umum, tidak ada
alasan untuk membela golongannya.
7.
Artikel khusus atau semua bentuk penyajian yang isinya berupa pembelaan
atau keseimpulan sendiri penulisnya harus menyebutkan nama dan identitas
dirinya.
5.
Tindakan Adil untuk Semua Orang:
Media harus melawan campur tangan individi dalam medianya. Artinya, pihak
media harus berani melawan keistimewaan yang diinginkan seorang individu dalam
medianya. Sumber atau komunikator dari komunikasi massa
merupakan sebuah organisasi terlembaga yang menentukan pesan apa saja yang akan
disebarkan. Pesan bersifat terbuka karena semua orang mendapat isi pesan yang
sama, mahal karena melibatkan beberapa tahapan encoding dan decoding serta
diperlukannya teknologi untuk memproduksi dan menyebarkan pesan.
Proses umpan balik berjalan lambat dan sulit mendapatkan respons dari komunikator alis profesional mempercayai bahwa tujuan jurnalisme adalah untuk menyajikan kebenaran. Untuk itu, sejumlah prinsip etis harus dipakai seperti akurasi, objektif, natral, dan sebagainya (Kovach dan Rosenstiel, 2001).
Proses umpan balik berjalan lambat dan sulit mendapatkan respons dari komunikator alis profesional mempercayai bahwa tujuan jurnalisme adalah untuk menyajikan kebenaran. Untuk itu, sejumlah prinsip etis harus dipakai seperti akurasi, objektif, natral, dan sebagainya (Kovach dan Rosenstiel, 2001).
Etika
deskriptif (descriptive ethics) yaitu mempelajari dua hal yaitu personal
morality dan social morality, yaitu menganalisis bermacam-macam aspek dari
tingkah laku manusia seperti motif, niat dan tindakan-tindakan. Namun kajian
etika deskriptif tidak berpretensi untuk memberi penilaian atas apa yang
dilihat atau diamati. Etika normatif (normative ethics) yaitu
mendasarkan penyelidikan atas prinsip-prinsip yang harus dipakai dalam
kehidupan kita.
Dalam kajian etika normatif berupaya memberikan
penilaian menurut ‘nilai dan kepentingan moral’ yang dimiliki oleh seseorang.
Penilaian baik atau butuk sebuah content media didasarkan pada pertimbangan
nilai yang dimiliki seseorang.
Norma adalah aturan-aturan yg dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama sebuah komunitas, kelompok, masyarakat yg
menjadi pertimbangan dalam bertindak dan berprilaku terhadap diri dan orang
lain, apakah baik atau buruk. Etika adalah penyelidikan, kajian, ilmu dan
filosofi mnegenai pertimbangan baik dan buruk, indah dan jelek terhadap
sesuatu. adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah proses, karena tanpa etika maka
sebuah proses atau akan keluar dari tujuan dan fungsinya. Demikian halnya etika
komunikasi massa, dengan adanya etika maka proses dalam komunikasi massa dapat
sampai ketujuan. Dengan kata lainetika pers berhubungan
dengan soal “keharusan” yakni upaya menemukan dan mencari hal-hal yang baik dan
buruk. Pers yang etis adalah pers yang memberikan informasi dengan fakta yang
benar dari berbagai sumber berita sehingga khalayak dapat melihat betapa
luasnya bidang etika pers mulai dari pencarian berita, pengorganisasian data
(news making process) sampai penulisan berita.
4. Realitas Pelaksanaan Etika Komunikasi
Realitas dalam pelaksanaan etika merupakan suatu perilaku
atau tindakan yang melambangkan itikad maupun perbuatan baik ketika melakukan
suatu pekerjaan dengan kebebasan yang berlandaskan kemampuan serta kesadaran.
Beberapa prinsip moral yang terkandung di dalam kode etik jurnalistik yaitu
kejujuran, tanggung jawab, kritik yang membangun, serta ketepatan atau
ketelitian.
Dari sudut pandang komunikasi, pembahasan mengenai hal ini
akan lebih dominan terhadap etika itu sendiri. Agar dapat mengukur sesuatu
sudah sesuai etika atau tidak adalah dengan melihat sejauh mana kualitas
berkomunikasi yang dilakukan apakah sesuai dengan nilai, aturan, dan norma yang
berlaku atau tidak.
Beberapa fakta yang terjadi di
lapangan adalah sebagai berikut.
1.
Masih perlu diperjuangkan secara
terus-menerus.
2.
Kurang independen.
3.
Pelaksanaan etika komunikasi
mengalami banyak hambatan. Ini dikarenakan masing-masing elemen (pemerintah,
media, dan masyarakat) memiliki kepentingan masing-masing.
4.
Tanggung jawab atau responsibility
terhadap apa yang diberitakan berasal dari diri sendiri dan diberi sanksi
oleh masyarakat.
5.
Tanggung jawab media massa hanya
tercatat dalam kode etik jurnalistik. Hanya tercatat dan tidak diterapkan.
6.
Etika komunikasi massa di tempat
kita masih sulit untuk ditegakkan.
Lalu bagaimana pelaksanaan etika komunikasi yang seharusnya?
Berikut ini merupakan empat kategori pelaksanaan etika komunikasi massa.
1.
Truthfulness, yakni sesuai dengan kenyataan.
2.
Fairness, yakni tidak ada keuntungan pribadi dan terdapat cover both side.
3.
Privacy, yakni mampu menjaga privasi seseorang. Ada ranah yang pantas untuk
diberitakan dan ada yang tidak.
4.
Responsibility, yakni harus bertanggung jawab terhadap segala yang diberitakan.
Daftar Pustaka.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Morissan.
2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : Ghalia Indonesia.
Fajar, Marhaen.2009i.Ilmu
Komunikasi Teori & Praktik. Jakarta: Graha Ilmu.
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:
Grasindo
BM, Mursito. 2006, Memahami Institusi Media (Sebuah
Pengantar). Surakarta Lindu Pustaka dan SPIKOM.
Nurudin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:
Rajawali Pers.
Uchjana Effendy, Onong. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Charles, Robert. 1985 Mass Comminication : A Sosiological
Perspective, terjemahan Lilawati dan Jalaluddin. Bandung: CV Remadja Karya.
Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Biografi Penulis
Wama Ramaita, lahir di
Pekabaru 22 Mei 1995. Tahun 2001 sampai 2007 menamatkan Sekolah Dasar di SD 003
Pulau padang, Kuatan Singgi. Tahun 2007 sampai 2010 menamatkan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN I Singingi, Kuansing. Tahun 2010 sampai 2013 menamatkan Studi
di SMAN I Singingi, Kuansing. Tahun 20013 sampai sekarang sedang menempuh
bangku perkuliahan di UIN SUSKA Riau, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
jurusan Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relation, semester IV.
Menulis mini book ini pengalaman
pertamanya selama mengikuti bangku perkuliahan. Adanya sedikit kesulitan untuk
menyusun tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Dengan terbentuknya sebuah mini
book ini maka adanya berkeinginan menulis buku yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar